Kepala Dinas Pendidikan Banyuwangi, Suratno. (Foto: Fattahur/Dok)
KabarBanyuwangi.co.id - Kepala Dinas Pendidikan Banyuwangi,
Suratno menyebutkan saat ini di Banyuwangi masih banyak warga belum memiliki
ijazah sekolah. Mereka yang tak memiliki ijazah rata-rata berusia 20 tahun.
"Berdasarkan data saat ini ada 660 ribu warga
Banyuwangi usia 20 tahun ke atas, masih belum punya ijazah SMA/SMK
sederajat," ungkap Suratno kepada wartawan, Jumat (28/10/2022).
Masih banyaknya warga yang belum memiliki ijazah itu,
menurut Suratno, berpengaruh terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dalam
variabel metode terbaru dalam hal rata-rata lama sekolah (RLS).
Karenanya, Dinas Pendidikan bermanuver melalui program
Akselerasi Sekolah Masyarakat (Aksara). Sebuah inovasi program yang disiapkan
untuk mendongkrak angka rerata lama sekolah dan mendukung upaya pemerintah
untuk mensukseskan wajib belajar 12 tahun. Program ini mengajak warga
Banyuwangi yang belum tuntas SD, SMP dan SMA untuk bersekolah kembali.
"Melalui Aksara ini, kami fokus kepada warga usia 20
tahun ke atas yang sebentar lagi akan menjadi sasaran penghitungan oleh BPS
(Badan Pusat Statistik). Kita ingin mendorong agar mereka punya ijazah setaraf
SMA," cetusnya.
Suratno mengharapkan program Aksara tersebut dapat
mendongkrak peningkatan IPM di Bumi Blambangan.
Untuk mendukung itu, kata Suratno, Dinas Pendidikan telah
berkolaborasi dengan guru atau tenaga pendidik yang tersebar di Banyuwangi.
"Kami perintahkan mereka untuk mengambil antara 3-4
orang di sekelilingnya yang belum punya ijazah setara SMA. Untuk dirayu kembali
agar mau bersekolah dan bisa didaftarkan di PKBM (Pusat Kegiatan Belajar
Masyarakat) untuk bisa ikut kejar mungkin Paket A, Paket B atau mungkin Paket
C," jelasnya. (fat)