Anggota HIPPA mengikuti bimtek pengelolaan sumur daya air yang digelar DPU Pengairan Banyuwangi. (Foto: Fattahur)
KabarBanyuwangi.co.id - Dinas Pekerjaan Umum (DPU)
Pengairan Banyuwangi berkolaborasi dengan Himpunan Petani Pemakai Air (HIPPA)
dalam rangka mengoptimalkan pengelolaan jaringan irigasi melalui program Kerja
Sama Operasi (KSO).
Tahun ini, program KSO menjangkau lima wilayah irigasi
strategis. Diantaranya, Tlanggantung Licin, Saliman Glagah, Talun Jeruk
Olehsari, Kategan Kampunganyar, dan Irigasi Umar Kelir Kalipuro.
Kepala DPU Pengairan Banyuwangi, Guntur Priambodo
menjelaskan, KSO ini merupakan program untuk mengoptimalkan pengelolaan jaringan irigasi
melalui tenaga terampil.
Program tersebut telah berlangsung sejak 2018. Dalam
program KSO pengelolaan jaringan irigasi bakal diampu oleh setiap HIPPA di
masing-masing wilayah jaringan irigasi.
"Dengan KSO dikerjakan oleh HIPPA sendiri harapannya
pekerjaan bis lebih maksimal karena setiap dari mereka telah memahami seluk
beluk setiap jaringan irigasi," kata Guntur dalam pembukaan pemberdayaan
gabungan HIPPA di Taman Patemon, Desa Kelir, Kecamatan Kalipuro, Kamis
(20/6/2024).
Program KSO ini menekankan pada pengembangan sumber daya
manusia (SDM) HIPPA. Sebelum terjun ke lapangan, para anggota HIPPA dibekali
pelatihan teknis, manajerial, dan tata guna air.
"Kami berharap program ini bisa berjalan maksimal
untuk pengelolaan sumber daya air yang lebih baik di Banyuwangi," ucapnya.
Kepala DPU Pengairan Banyuwangi, Guntur
Priambodo menyerahkan materi secara simbolis kepada peserta bimtek. (Foto:
Fattahur)
Wiwit Harwanto, Pendamping Ahli pada DPU Pengairan
Banyuwangi mengapresiasi kegiatan bimtek yang digagas DPU Pengairan. Program
ini adalah satu-satunya di Jatim sebagai bentuk kepedulian terhadap irigasi dan
petani.
"Bimtek ini sangat penting, seluruh Hippa kita latih
untuk meningkatkan skill mereka, baik dari aspek teknis irigasi, tata guna air,
kelembagaan, dan pembiayaan," kata Wiwit.
Tujuannya agar seluruh HIPPA di Banyuwangi bisa mandiri dan
berdaya dengan bekal payung hukum yang mereka miliki.
Sebagai pendamping ahli, ia berharap pemerintah
memperbanyak kegiatan yang berprinsip pada program padat karya melibatkan
HIPPA.
"Sebab irigasi di Banyuwangi banyak yang rusak, belum
lagi ancaman pangan hingga alih fungsi lahan itu luar biasa. HIPPA menjadi
garda terdepan dalam program ketahanan pangan. Makanya mereka kita latih
melalui bimtek ini," terangnya.
Anggota HIPPA bersama Kepala DPU Pengairan
Banyuwangi, Guntur Priambodo. (Foto: Fattahur)
Ketua HIPPA Kecamatan Glagah, Slamet Santoso berharap
kepada pendamping dan dinas melakukan pengawasan dengan sebaik-baiknya.
"Kami sebagai HIPPA menjembatani kepentingan
masyarakat maupun dinas. Karena kami dituntut mengelola tata air yang benar,
kita juga dibutuhkan petani untuk mengatur air dengan adil," kata dia.
Kegiatan HIPPA di masing-masing wilayah, kata Slamet
Santoso, juga bertujuan untuk mendukung program ketahanan pangan yang saat ini
tengah digaungkan pemerintah.
Dia menyebut anggota HIPPA tersebar di seluruh penjuru
Banyuwangi, baik Hippa tunggal maupun gabungan ada di setiap wilayah.
"Tugas HIPPA mengelola saluran air primer maupun sekunder, termasuk
mendukung program pemerintah," tegasnya. (fat)