Penanaman pandan laut di kawasan Pantai Pulau Santen Banyuwangi. (Foto: Fattahur)
KabarBanyuwangi.co.id – Perusahaan kosmetik lokal Indonesia, Eidyl Beauty menunjukkan komitmennya terhadap pelestarian alam dan lingkungan di Banyuwangi.
Eidyl Beauty menjalin kerja sama dengan Fakultas Ilmu Kesehatan, Kedokteran dan Ilmu Alam (FIKKIA) Universitas Airlangga (Unair) Banyuwangi untuk melakukan kegiatan konservasi di Pantai Pulau Santen, Banyuwangi.
Konservasi dilakukan dengan penanaman pandan laut,
edukasi pengolahan sampah dan pelepasan puluhan anak penyu atau tukik di
kawasan pantai tersebut.
"Kegiatan ini merupakan bagian dari kontribusi
perusahaan kami dalam upaya kelestarian alam dan lingkungan," ujar dr.
Shinta Dewi, Chief Operating Officer Eidyl Beauty, Senin (6/5/2024).
Shinta menambahkan, Eidyl Beauty adalah perusahan lokal
indonesia yang bergerak di industri kosmetik dan kecantikan. Diklaim 80-94
persen produk Eidyl Beauty menggunakan bahan baku natural organik.
"Selain fokus dibidang bisnis, perusahaan kami juga
berfokus pada konservasi lingkungan. Program ini selaras dengan misi perusahaan
yaitu green beauty movement," kata Shinta.
Dalam upaya konservasi di Pantai Pulau Santen, Eidyl
Beauty berkontribusi menanam ratusan pandan laut. Tanaman ini dipilih untuk
mencegah abrasi.
Sementara itu, salah satu dosen FIKKIA Unair Banyuwangi,
Jayanti Dian Eka Sari mengatakan, Pulau Santen adalah salah satu pantai di
Banyuwangi kota yang biasa disinggahi penyu untuk bertelur.
Namun belakangan, abrasi menjadi gangguan bagi proses
perkembangbiakan penyu. Oleh karenanya kegiatan ini menjadi bagian untuk
memulihkan alam dengan cara konservasi.
"Kegiatan ini melibatkan banyak pihak. Kami semua
berkolaborasi dalam bentuk pentahelix. Tujuannya adalah untuk pelestarian
lingkungan dan vegetasi pantai yang didalamnya juga ada pelestarian
penyu," kata Jayanti.
Green house didirikan di Pantai Pulau Santen
Banyuwangi. (Foto: Fattahur)
Sebanyak 20 ekor anak penyu dilepas di pantai yang berada di Kelurahan Karangrejo, Banyuwangi tersebut. Tukik itu adalah hasil penetasan yang dilakukan oleh FIKKIA Unair.
"Penyu itu adalah tetasan pertama. Karena masih belum masuk musim penetasan, jadi masih sedikit tukik yang kami lepasliarkan ke alam," terangnya.
Untuk memperkuat upaya konservasi, kata Jayanti, FIKKIA Unair bakal menerapkan teknologi penetasan penyu di Pulau Santen. Sekaligus
membuat shelter untuk eduwisata penyu.
FIKKIA telah melakukan pendampingan secara bertahap di
Pulau Santen sejak 2019 dan bakal terus konsisten untuk mengembangkan program
ini.
"Jadi disini pendampingan untuk penguatan kapasitas
ya. Fokusnya adalah memfasilitasi agar masyarakat bisa berdaya dan berjaya
dengan kemampuan mereka sendiri," tandasnya.
Eidyl Beauty dan FIKKIA Unair kegiatan
ini juga melibatkan unsur TNI-Polri, DLH, Skyfarm, Pokdarwis, dan masyarakat setempat. Bahkan ada 6
mahasiswa dari Central Mindanao University yang juga dilibatkan. (fat)