Emak-emak Adu Cepat Ikat Kangkung di Penataban BanyuwangiAsosiasi Lurah Indonesia Banyuwangi

Emak-emak Adu Cepat Ikat Kangkung di Penataban Banyuwangi

Kemeriahan emak-emak adu cepat mengikat kangkung di Lapangan Kelurahan Penataban, Kecamatan Giri, Banyuwangi dalam rangka menyemarakkan HUT ke-1 ASLI. (Foto: Istimewa)

KabarBanyuwangi.co.id - Puluhan emak-emak beradu cepat mengikat kangkung dalam lomba yang dikenal dengan istilah Unting-unting. Kegiatan ini berlangsung di Lapangan Kelurahan Penataban, Kecamatan Giri, Banyuwangi, Rabu (19/11/2025).

Sebanyak 27 tim yang terdiri dari perwakilan RT se-Kelurahan Penataban berpartisipasi. Masing-masing tim diisi dua emak-emak yang kesehariannya memang akrab dengan tanaman bernama latin Ipomoea aquatica tersebut.

Para peserta diberi waktu hanya satu menit untuk menunjukkan kecepatan, kebersihan, dan kerapian dalam mengikat sayuran segar itu.

Baca Juga :

Lurah Penataban, Komariyah mengatakan, lomba ini merupakan bagian dari perayaan ulang tahun pertama Asosiasi Lurah Indonesia (ASLI) di Banyuwangi. "Melalui lomba ini pula kami ingin menyampaikan ke khalayak kearifan lokal Penataban," kata Komariyah.

Seperti diketahui Penataban dikenal sebagai sentra kangkung di Banyuwangi, dan sebagian besar warganya menanam komoditas ini. Sementara para emak-emak biasanya bertugas mengikat sebelum kangkung dijual ke pasar.

Lomba serupa sebelumnya digelar saat peringatan HUT RI ke-80 pada Agustus lalu. Melihat antusiasme masyarakat, Komariyah berencana menjadikannya agenda tahunan.

"Rencananya lomba ini akan rutin kami gelar setiap tahun. supaya potensi lokal ini semakin terangkat," ujarrnya.

Ketua ASLI, Yudha Teguh Siswanto menyebutkan bahwa rangkaian HUT ASLI memang dirancang untuk mendorong setiap kelurahan menampilkan potensi khasnya.

"Masyarakat biasanya tahu kangkung di pasar. Lewat lomba ini kami ingin menyampaikan agar masyarakat tahu prosesnya bagaimana kangkung sebelum sampai ke pasar," ujar Lurah Penganjuran ini.

Para peserta tampak antusias berpartisipasi dalam lomba ini. Mereka saling beradu cepat mengikat setiap kangkung. Salah satunya, Habibah mengaku bangga ikut melestarikan tradisi lokal Penataban.

"Pengalaman ini luar biasa. Bukan hanya lomba, tapi cara mengenalkan budaya unting-unting ke masyarakat luar," ujar perempuan 33 tahun tersebut.

Peserta lainnya, Mbah Zaenab (71) menjadi pusat perhatian karena terampil dan gerakannya yang sangat cekatan. Wajar saja, rupanya ia telah puluhan tahun menjadi buruh unting-unting.

"Saya sudah mengikat kangkung sejak muda, mungkin lebih dari tiga puluh tahun. Senang masih ada yang menghargai pekerjaan ini," kata dia. (fat)