(Foto: humas/kab/bwi)
KabarBanyuwangi.co.id - Adat istiadat suku Osing terus
dilestarikan dan dikembangkan oleh Pemerintah Kabupaten Banyuwangi. Di
antaranya dengan menyelenggarakan Festival Literasi Osing. Hal ini untuk
mendorong ketrampilan dan kecintaan anak-anak Banyuwangi pada bahasa Osing.
"Melalui festival ini, kami dorong anak-anak untuk
menjaga budaya Osing sekaligus menstimulasi anak terkait literasi Osing dengan
cara yang menyenangkan," ungkap Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani saat
membuka acara tersebut di Gedung Juang 45 Banyuwangi, Selasa (13/12/2022).
Kegiatan Festival Literasi Osing ini, imbuh Ipuk, tidak
sekadar melestarikan bahasa Osing. Namun, juga untuk menstimulasi anak-anak
untuk gemar membaca buku. Dimana anak-anak diajak membaca melalui pintu masuk
mendongeng, teater dan lain sebagainya.
"Seperti mendongeng dan teater juga merupakan literasi. Dengan mendongeng atau tampil di pentas teater, dengan sendirinya anak-anak akan membaca. Mereka akan membaca untuk mencari referensi atau ide apa yang akan disampaikan," kata Ipuk.
(Foto: humas/kab/bwi)
Ditambahkan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan,
Suratno, Festival Literasi Osing merupakan upaya pelestarian warisan
budaya Osing sedari kecil. “Supaya kultur osing-nya tetap terjaga.
Penekananannya kepada dolanan (bermain), sehingga anak-anak bisa belajar budaya
Osing dengan menyenangkan," terang Suratno.
Selain itu, juga diberikan buku bahan ajar pendidikan
bahasa Osing di sekolah-sekolah di Banyuwangi. "buku ini dipersembahkan
bagi sekolah-sekolah di Banyuwangi sebagai solusi sekaligus wahana untuk
mengakselerasi kualitas budaya literasi dan muatan lokal budaya osing,"
terangnya.
Acara Festival Literasi Osing sendiri diikuti oleb ratusan
siswa tingkat Sekolah Dasar (SD) se Banyuwangi. Mereka tidak hanya dikenal
dengan beragam karya tulis berbahasa Osing. Namun, juga diajak berdongeng dan
teater dengan menggunakan bahasa khas Wong Blambangan itu.
"Saya senang bisa ikut lomba mondongeng, karena saya
suka bercerita. Saya suka cerita pengalaman saya ke mama dan papa. Seperti usai
melihat Seblang Bakungan, atau saat bermain di sekolah," ungkap Sesmita
Enggana (12), peserta asal SDN 4 Penganjuran itu. (humas/kab/bwi)