Ilustrasi nyamuk DBD. (Foto: shutterstock.com)
KabarBanyuwangi.co.id - Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD)
kembali mencuat di Kabupaten Banyuwangi. Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat
melaporkan ada 35 kasus tercatat pada Februari 2024.
Dari jumlah tersebut, ada 2 warga yang meninggal dunia.
Keduanya meregang nyawa meski telah mendapatkan penanganan medis.
"Kasusnya terus bertambah. Januari ada 29 warga yang
terjangkit, bulan ini naik 35 kasus. Terbaru ada dua yang meninggal," kata
Plt Kepala Dinkes Banyuwangi, Amir Hidayat, Selasa (27/2/2024).
Dengan adanya korban meninggal dunia, Amir menyebut
Banyuwangi saat ini masuk kategori kejadian luar biasa (KLB). Tapi, KLB hanya
di kecamatan yang terjadi korban meninggal. "Kalau kabupaten belum,"
tegasnya.
Amir menyebut dua korban meninggal itu tinggal di Kecamatan
Muncar dan Gambiran. Keduanya sudah berumur dewasa. Sedangkan kasus demam
berdarah tertinggi berada di Kecamatan Srono.
"Kecamatan Srono ini memang endemi demam berdarah.
Penyebabnya, kemungkinan kurangnya aksi pemberantasan sarang nyamuk
(PSN)," jelasnya.
Plt Kepala Dinkes Banyuwangi, Amir Hidayat.
(Foto: Fattahur/Dok)
Dinkes mengajak masyarakat untuk menggencarkan gerakan PSN.
Yakni menguras, mengubur dan mendaur ulang barang-barang yang berpotensi memicu
genangan air. Sebab, genangan air ini yang rawan tumbuhnya jentik nyamuk demam
berdarah.
"Kami tidak menganjurkan pengasapan atau fogging.
Sebab, hanya membunuh nyamuk dewasa," tegasnya.
Aksi PSN harus dilakukan secara massal. Jika tidak,
pertumbuhan jentik nyamuk akan tetap terjadi. Selain PSN, warga diharapkan
menggunakan serbuk abate di bak mandi atau tempat lain yang berpotensi
genangan.
"Genangan yang tidak bersinggungan langsung dengan
tanah rawan tumbuhnya nyamuk Aedes Aegypti. Jadi, kami anjurkan menggunakan
serbuk abate. Bisa minta di Puskesmas," tandasnya. (fat)