(Foto: humas/kab/bwi)
KabarBanyuwangi.co.id - Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani kembali ngantor di desa dalam program Bunga Desa (Bupati Ngantor di Desa). Kali ini, Kamis (16/3/2023), Ipuk ngantor di Desa Watukebo, Kecamatan Blimbingsari, yang merupakan pilot project model Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak (DRPPA).
Desa Watukebo telah ditetapkan menjadi Desa RPPA yang dicanangkan langsung oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Bintang Puspayoga pada 2021 lalu.
Di desa ini Bupati Ipuk
menggelontor berbagai program untuk perempuan, khsususnya kepada perempuan
kepala rumah tangga. Bupati Ipuk memberikan bantuan usaha melalui program
Kanggo Riko (bantuan usaha) dan Warung Naik Kelas (Wenak) pada perempuan.
Selain itu, Ipuk mengunjungi ibu
rumah tangga penjual tahu lontong, Hamsiyah, yang menjadi tulang punggung
keluarga. "Enak tahu lontongnya padahal tempatnya nyempil tidak di
pinggir jalan. Semoga lancar terus usahanya," kata Ipuk usai menyerahkan
bantuan tersebut.
”Kanggo Riko”, dalam bahasa Using
berarti ”Untuk Anda”. Program ini fokus memberdayakan ribuan warga miskin
dengan menggelontorkan dana penguatan ekonomi bagi rumah tangga miskin (RTM)
yang sedang merintis usaha atau berniat meningkatkan usahanya.
Per RTM mendapat Rp2,5 juta, disesuaikan dengan kebutuhan usaha mereka. "Tahun ini Kanggo Riko diberikan untuk 1.700 RTM. 60 persen lebih kami sasarkan pada perempuan kepala rumah tangga," kata Ipuk.
(Foto:
humas/kab/bwi)
Ipuk juga memberikan bantuan alat usaha kepada janda penjual rujak, Aspupah, melalui Warung Naik Kelas (Wenak).
Bupati Ipuk juga melihat langsung
pelatihan usaha ibu rumah tangga berbahan dasar daur ulang. Mereka juga dilatih
memilah sampah rumah tangga yang organik dan anorganik melalui bank sampah.
Sampah organik tersebut lantas
dibuat ecoenzym untuk diolah menjadi berbagai produk seperti sabun, pupuk,
lulur, pembersih, dan lain-lain.
Ipuk menjelaskan pemkab akan
terus menggulirkan program-program penguatan kapasitas perempuan dan
perlindungan hak-hak anak di Banyuwangi.
"Program-program ini upaya
menyelesaikan permasalahan dan pengembangan perempuan dan anak mulai dari desa.
Dengan begitu, ini akan mendukung pembangunan perempuan dan anak dalam berbagai
bidang," ujar Ipuk.
Ipuk menjelaskan pemkab akan
terus menggulirkan program-program penguatan kapasitas perempuan dan
perlindungan hak-hak anak di Banyuwangi. Mulai dari menggelar rutin Musrembang
Perempuan dan Anak, serta memgintensifkan program Ruang Rindu.
(Foto:
humas/kab/bwi)
Untuk mendukung program-program
penguatan kapasitas perempuan dan perlindungan anak, di desa Watukebo terdapat
12 Kader Sahabat Perempuan dan Anak (SAPA). Kader SAPA ini bertugas
melakukan pendampingan pelaksanaan DRPPA.
Salah satunya Putu Swatini yang
sudah dua tahun menjadi Kader SAPA. "Kami lebih ke pendampingan
terkait masalah perempuan dan anak, seperti kekerasan, pernikahan dini, dan
lainnya,” kata Putu.
“Seperti beberapa waktu lalu ada pasangan yang berniat melakukan pernikahan dini, kami dampingi, akhirnya mereka bersedia mundur dua tahun," imbuh Putu. (humas/kab/bwi)