Kisah Takmir Masjid Menangi Pilkades Jelun Tanpa ModalKepala Desa Jelun

Kisah Takmir Masjid Menangi Pilkades Jelun Tanpa Modal

Nasrudin Sarkowi, menggelar selamatan bersama dengan warga di kediamannya. (Foto: Fattahur)

KabarBanyuwangi.co.id - Adalah Nasrudin Sarkowi (48), kisahnya mencalonkan diri dalam Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) serentak di Banyuwangi pada Rabu (17/11/2021) kemarin, patut menjadi inspirasi. Pria asal Dusun Krajan, Desa Jelun, Kecamatan Licin ini berhasil memenangi proses demokrasi tingkat desa tanpa keluar uang sepeser pun.

Maklum pria kelahiran 3 Juli 1973 itu, bukan dari kalangan orang yang memiliki cukup modal dan tidak bergelimang harta. Nasrowi menjalani hidup bersama istri dan kedua anaknya di sebuah rumah yang kondisinya hampir roboh.

Keseharian Nasrowi diisi dengan mencari rumput untuk pakan ternaknya, bertani, dan bekerja serabutan. Ia juga diketahui telah mengabdikan dirinya sebagai Ketua Takmir Masjid Jami' Baitut Tamam, tak jauh dari tempat tinggalnya.

Baca Juga :

Suami dari Endang Hermiyati ini mengaku tak pernah menyangka dirinya dipercaya oleh warga di lingkungannya untuk maju mencalonkan diri menjadi salah satu kandidat pemimpin di desa tersebut.

"Dari awal sama sekali tidak ada kepikiran atau bahkan niatan untuk nyalon, sama sekali tidak ada," ujar Nasrudin saat ditemui di rumahnya, Kamis malam (18/11/2021).

Dorongan untuk maju sebagai Calon Kepala Desa (Cakades) itu datang kepadanya sejak 9 bulan silam. Selama delapan bulan, kata Nasrowi, hampir setiap hari para tokoh agama, tokoh masyarakat, kaum muda, kerabat, dan tetangganya datang ke rumahnya.


Nasrudin Sarkowi, bercengkerama dengan para kerabat dan alumni Ponpes Darul Huda, Penataban, Banyuwangi. (Foto: Fattahur)

Mereka mendorong dan meyakinkan pria alumni santri Pondok Pesantren (Ponpes) Darussalam Blokagung dan Darul Huda, Penataban, Banyuwangi ini untuk maju sebagai pemimpin Desa Jelun dalam lima tahun kedepan.

"Selama delapan bulan itu saya terus mendapat tawaran untuk maju sebagai Cakades. Namun saat itu saya tolak karena memang saya belum siap, terlebih diluaran sana masih banyak figur lainnya yang menurut saya lebih siap," akunya.

Namun warga tetep kekeh. Warga menilai birokrasi di Desa Jelun dalam beberapa tahun terkahir memburuk. Sehingga warga merindukan sosok pemimpin yang tegas dan tidak neko-neko, serta mampu membawa perubahan yang lebih baik. Warga menilai Nasrudin lah yang pas untuk menjadi sosok pemimpin.

Kemudian tepat sebulan sebelum pemilihan, para warga meminta jawaban terakhir Nasrowi. Ia pun mengiyakan tawaran para warga setelah mendapat restu dari orang tua dan keluarganya.

"Saya bilang pada warga, saya akan maju jika mendapat restu dari orang tua dan keluarga. Waktu itu keluarga semuanya merestui," tutur Nasrowi yang hingga kini masih aktif di dunia seni.

Waktu pendaftaran calon pun tiba. Disaat calon kandidat lain, mendaftarkan diri didampingi tim sukses masing-masing disertai kemeriahan arak-arakan, namun tidak demikian dengan Nasrudin. Ia saat itu mendaftar hanya seorang diri dengan tampilan sederhana.

"Saya datang sendiri, waktu itu baru pulang dari sawah. Saya masih ingat, saat itu saya pakai sandal dan mengenakan baju yang saya pakai di sawah. Berkas saya lipat di jok motor,” terangnya.

“Saya ke kantor desa mendaftar, tapi tak langsung daftar, saya minta kopi ke panitia. Duduk dan ngobrol santai. Panitia sampai geleng-geleng. Karena saya santai nggak kepikiran harus menang atau bagaimana," imbuhnya.

Warga tahu betul, Nasrudin orang yang kurang mampu. Sekedar memperbaiki rumahnya yang hampir roboh saja, Nasrudin masih belum sanggup. Namun pribadi Nasrudin yang periang dan tegas dalam memimpin, membuat warga begitu jatuh hati.


Situasi di salah satu TPS Pemilihan Kepala Desa Jelun. ( Foto: Istimewa)

Jauh-jauh hari sebelum adanya tim, secara mandiri warga tetangganya rela patungan menyumbangkan sembako mulai dari gula, beras, minyak untuk mencukupi kebutuhan Nasrudin selama pencalonan.

"Ngomong biaya, ya memang saya gak ada biaya. Saya sampaikan kepada warga bahwa saya tak punya modal. Apalagi untuk keperluan bagi-bagi sembako dan lainnya, tidak ada. Malahan oleh warga, saya yang disokong beras, gula, minyak, dan lainnya. Bareng-bareng warga kita selamatan dan ngaji bareng," ujarnya.

Bapak dari Selfinia Utami dan Muhammad Bawazir Alzamzami ini mengaku sama sekali tak menggunakan strategi apapun untuk menang dalam Pilkades serentak tahun ini. Ibarat mengikuti air, ia pasrahkan segala sesuatunya kepada NYA. "Nggak ada strategi apapun, semuanya saya pasrahkan kepada ALLOH SWT," lontarnya.

Dari hasil penghitungan suara di 4 TPS. Nasrudin meraih suara tertinggi hampir sepertiga dari total pemilih yang hadir yakni 1.585 dari total Daftar Pemilih Tetap (DPT) 1.900 orang.

Nasrudin yang sempat di Karang Taruna dan BPD ini sukses menumbangkan empat calon lainnya, termasuk petahana. Nasrudin nomor urut 2 meraup 523 suara, disusul petahana Hadi Mulyono nomor urut 3 memperoleh 393 suara. Kemudian nomor urut 4 Sutikno dengan perolehan 373 suara, selanjutnya nomor urut 5 Malihi mendapat 237 suara, terakhir Dicky Firman Saputra dengan perolehan 75 suara.

Sehari setelan penghitungan suara, Nasrudin menggelar selamatan di rumahnya bersama warga lainnya. Dalam kesempatan tersebut, Nasrudin meminta warga untuk kritis dalam kepemimpinannya kelak. Dan secara bersama-sama mengawal desa, mewujudkan pemerintahan desa yang bersih, membangun desa lebih baik dan maju.


Nasrudin Sarkowi bersama istri di rumahnya. (Foto: Fattahur)

Ia berkomitmen menjadi pemimpin yang amanah. Program 100 hari kerjanya ia gunakan untuk melakukan pembenahan sistem pemerintahan desa, mulai dari perangkat hingga turunannya ke tingkat RT/RW.

"Setelah resmi dilantik, pertama yang akan saya kerjakan adalah membuat surat pernyataan bersama. Salah satunya isinya yakni memujudkan pemerintahan yang bersih dari korupsi. Apabila melanggar, saya siap mundur dari jabatan, dan aturan ini juga berlaku bagi perangkat desa hingga kepala dusun," katanya.

"Surat pernyataan itu nantinya akan saya bagi ke seluruh masyarakat Desa Jelun, tujuannya untuk fungsi kontrol pemerintahan desa," imbuhnya.

Ia juga berkomitmen akan membangun kembali kepercayaan masyarakat terhadap pemerintahan di desa melalaui beberapa program yang telah ia rancang.

"Antaralain program pelayanan berbasis digital atau online, hingga pemberdayaan masyarakat di setiap program pembangunan desa," pungkasnya. (fat)