(Foto: humas/kab/bwi)
KabarBanyuwangi.co.id - Kasus perundungan atau bullying di lingkungan sekolah harus ditangani secara sistematis oleh semua pihak. Mulai dari insan pendidikan, lingkungan, hingga orang tua murid.
Untuk mensinergikan hal tersebut, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi bakal menggelar “Pekan Parenting” secara rutin.
“Persoalan di rumah dan di
sekolah ini seringkali berkaitan. Tidak terkecuali soal bullying. Jadi, ini
harus ada kesepemahaman antara pihak sekolah dan orang tua di rumah. Jika ini
terjalin dengan baik, kasus bullying ini bisa ditekan habis,” ujar Bupati
Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, Jumat (3/3/2023).
“Kemarin sudah kami kumpulkan
para kepala sekolah di Kecamatan Pesanggaran, lalu ini segera keliling ke
kecamatan lain. Ini harus jadi perhatian. Perundungan menjadi masalah berat
yang mengganggu psikologis anak, bisa berbekas trauma, bisa mempengaruhi masa
depan mereka,” imbuh Ipuk.
Ipuk mengatakan, pihaknya akan
rutin menggelar Pekan Parenting sebagai upaya edukasi untuk membangun
kesepemahaman antara guru dan wali murid dalam pola asuh anak. Dengan kesamaan
tersebut, dapat memitigasi berbagai potensi perundungan.
“Semisal, di keluarganya kerap
mendapat umpatan, akhirnya si anak di sekolah suka mengumpat juga ke temannya.
Ini harus diubah. Begitu pula para guru, jangan abai. Jika ada kecenderungan
perundungan, segera cari akar permasalahannya. Hubungi keluarganya,” jelas
Ipuk.
Dalam kesempatan tersebut, Ipuk
menegaskan, bahwa Pemkab Banyuwangi memiliki komitmen penuh untuk memerangi
perundungan, kekerasan fisik dan seksual, serta intoleransi.
“Kejadian perundungan yang
mencuat beberapa hari terakhir ini harus jadi pembelajaran bagi kita semua.
Jangan sampai terulang lagi. Tidak boleh lagi kita acuh dengan persoalan yang
dialami anak-anak kita,” tegas Ipuk.
Sementara itu, Kepala Dinas
Pendidikan Kabupaten Banyuwangi Suratno, menyebutkan jika Pekan Parenting ini
akan dilaksanakan di bulan ini. “Waktunya sedang kami susun,” ungkapnya.
Pekan Parenting ini nantinya akan
melibatkan wali murid dan para guru untuk diberikan pemahaman tentang pola
pengasuhan yang tepat bagi tumbuh kembang anak. Sehingga menjauhkan anak didik
dari perbuatan menyimpang yang menjadi “dosa besar” pendidikan tersebut.
“Sebenarnya, kita setiap tahun selalu memperkuat parenting ini. Tapi, kali ini, skalanya akan kami tingkatkan lebih luas lagi. Sebisa mungkin menjangkau seluruh wali murid dan guru,” pungkasnya. (humas/kab/bwi)