Mahasiswa Tadris Bahasa Indonesia, Diminta Jadi Pioner Berbahasa yang Baik dan BenarIAIDA Blokagung

Mahasiswa Tadris Bahasa Indonesia, Diminta Jadi Pioner Berbahasa yang Baik dan Benar

Ketua MGMP Bahasa Indonesia tingkat SMA Kabupaten Banyuwangi, Mashudi S.Pd, menyampaikan pembuatan silabus. (Foto: Istimewa)

KabarBanyuwangi.co.id – Sebagaimana Mahasiswa Program studi lainnya, Mahasiswa Tadris Bahasa Indonesia, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Institut Agama Islam Darusalam (IAIDA) Blokagung, juga mengikuti pembekalan Macro Teaching, bagi yang sudah memasuki semester tujuh.

Dalam pembekalan ini, IAIDA Blokagung, menghadirkan Ketua Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Bahasa Indonesia Tingkat SMP dan Tingkat SMA Kabupaten Banyuwangi, Mashudi, S.Pd, yang juga menjabat sebagai Kepala SMPN 3 Songgon.

Kegiatan berlangsung selama dua hari, yaitu Sabtu, 06 Februari hingga Minggu 07 Februari 2021. Hari pertama kegiatan difokuskan pada pembuatan Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), sesuai dengan Kurikulum K-13 Revisi.

Baca Juga :

Sebelum memulai materi, pemateri meminta peserta menulis, menyimak, mendengar dan bercerita kegiatan pagi ini yang sudah dilakukan peserta dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Sekitar 15 menit, ada bebarapa peserta ditunjuk pemateri maju ke depan, membacakan tulisannya. Selanjutnya pemateri mengevaluasi dan menyampaikan apresiasi pada kemampuan peserta yang mayoritas telah mampu menulis, menyimak, mendengar dan bercerita dengan bahasa Indonesia yang sangat baik.

Mashudi menegaskan bahwa saat ini Bahasa indonesia itu menjadi bahasa resmi wajib digunakan di instansi dan lembaga pendidikan formal maupun non formal, serta kewajiban menulis informasi di papan yang bersifat permanen.

“Mahasiswa Tadris Bahasa Indonesia harus mampu berbahasa Indonesia dengan baik dan benar, karena menjadi pioner. Saat ini bahasa Indonesia menjadi bahasa resmi di instansi formal maupun non formal. Selain itu bahasa Indonesia juga wajib digunakan pada papan nama instansi yang bersifat permanen,” jelasnya.

Pembimbingan yang bersifat praktis ini, lebih banyak digunakan oleh pemateri untuk membimbing kemapuan peserta membuat Silabus dan RPP. Masing-masing mahasiswa diberi tema, untuk bahan membuat Silabus dan RPP yang kemudian dikoreksi dan dievaluasi oleh pemateri.

Hal ini sesuai yang diinginkan peserta sebagaimana disampaikan Mashudi,S.Pd, bahwa peserta PPL yang merupakan calon guru Bahasa Indonesia harus bisa membuat Silabus dan RPP sebagai perencanaan pengajaran.

“Calon guru harus bisa membuat Silabus dan RPP, karena itu merupakan rencana pengajaran. Pengajaran yang baik adalah pengajaran yang direncanakan. Saat ini Silabus terbagi menjadi dua, yaitu Silabus pengembangan materi pelajaran dan pandemi. Nah, kita belajar bersama keduanya hari ini sampai bisa ya?,” pintanya pada peserta yang disambut tepuk tangan. (sim)