(Foto: humas/kab/bwi)
KabarBanyuwangi.co.id – Soliditas diaspora Banyuwangi di berbagai daerah menjadi instrumen penting dalam pembangunan daerah. Melalui Ikatan Keluarga Banyuwangi (Ikawangi) diharapkan bisa mengorkestrasi berbagai potensi di luar daerah untuk kampung halaman.
“Kami sangat berharap kolaborasi dengan semua pihak,” ungkap Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani saat menghadiri Halal bi Halal Ikawangi Bandung di Puri Bambu, Bandung, Minggu (4/5/2025).
“Tak mungkin kita hanya
mengandalkan sumber daya yang ada di Banyuwangi saja, apalagi hanya ASN, perlu
urun tangan dan pikiran semua pihak,” imbuhnya.
Ipuk juga mendorong warga
Banyuwangi yang merantau di berbagai daerah untuk mengembangkan potensi diri.
Sehingga nantinya bisa meraih prestasi terbaiknya dan turut berkontribusi bagi
Banyuwangi.
“Jika kemarin viral hastag kabur
aja dulu, kami tidak melarang. Silakan lihat dunia. Tapi, mari tengok kembali
kampung halaman dan majukan daerah. Tingkatkan kompetensi dan abdikan untuk
Banyuwangi,” pinta Ipuk.
Ajakan Ipuk tersebut disambut
antusias oleh keluarga besar Ikawangi. Meskipun raga terpisah dengan kampung
halaman, jiwa dan pikiran mereka tetap tertaut dengan Banyuwangi.
“Apa saja yang menjadi kebutuhan
Banyuwangi, selagi kami bisa, kami siap untuk membantu kemajuan Banyuwangi,”
ungkap Djuhri Rosyidi, sesepuh Ikawangi di Bandung yang merupakan mahasiswa ITB
pertama asal Banyuwangi angkatan 1957.
Pansiunan pejabat Kementerian
ESDM itu menyebutkan, jika banyak diaspora Banyuwangi yang kini menjadi ahli
dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan.
“Ada ahli gempa, ahli
pertambangan, penerbangan dan banyak lagi lainnya,” ungkap pria kelahiran 1933
itu.
Hal yang sama juga ditegaskan
oleh Ketua Ikawangi Bandung yang juga dosen Fakultas Teknik Mesin dan
Dirgantara ITB, Edy Suwondo.
“Proses regenerasinya terus
berlangsung. Ada banyak dosen-dosen muda asal Banyuwangi yang terus
mengembangkan karir,” tegasnya.
Kemajuan Banyuwangi saat ini,
imbuh Edy, menambah semangat para perantau untuk menunjukkan identitas diri dan
mengambil peran.
“Kami jadi bangga mengaku
Banyuwangi dan kami juga tertantang untuk turut berkontribusi bagi kampung
halaman kami,” ujar lelaki asal Genteng itu.
Acara halal bi halal tersebut tak
hanya diikuti oleh Ikawangi Bandung. Namun, juga diikuti Ikawangi asal sejumlah
kota di Jawa Barat dan Jakarta.
Di antara yang cukup menyita
perhatian adalah kehadiran Dr. Dewi Agustiningsih. Perempuan kelahiran 1998 itu
berhasil menyelesaikan pendidikan doktoralnya di UGM sebagai lulusan termuda
dan tercepat.
“Sejak November tahun lalu, tinggal di Bandung. Keterima sebagai dosen di ITB,” ungkap perempuan dengan keahlian di bidang kimia itu. (humas/kab/bwi)