Masyarakat Wongsorejo Olah Limbah Masker Jadi Bahan BakarDesa Bangsring

Masyarakat Wongsorejo Olah Limbah Masker Jadi Bahan Bakar

Ibu-ibu anggota Bank Sampah Telok Lema

KabarBanyuwangi.co.id - Masker menjadi barang wajib selama pandemi Covid-19, penggunaannya pun terus meningkat. Meski sangat dibutuhkan selama pandemi, masker juga menjadi masalah baru bagi lingkungan.

Berangkat dari keprihatinan itulah, masyarakat di Desa Bangsring, Kecamatan Wongsorejo, Kabupaten Banyuwangi, menyulap limbah masker menjadi bahan bakar minyak.

Inovasi ini digagas oleh masyarakat yang tergabung dalam kelompok Bank Sampah Telok Lema' beserta pengelola Bangsring Underwater. Mereka prihatin dengan banyaknya sampah khususnya masker di lingkungan mereka.

Baca Juga :

Sampah-sampah yang berserakan itu lantas dikumpulkan dan dipilah sesuai jenisnya. Termasuk masker bekas yang kemudian dikumpulkan lalu dicuci hingga bersih.

"Ibu-ibu dilibatkan untuk mengumpulkan, memilah dan mencuci limbah masker. untuk mengantisipasi adanya virus dan kotoran lainnya, maka limbah lebih dulu kami cuci dengan detergen dan disinfektan, dicuci sampai bersih lalu dikeringkan kemudian dipotong kecil-kecil," ujar Ketua Bank Sampah Telok Lema' Rukinah, Kamis (27/1/2022).

Rukinah mengaku senang dengan adanya kegiatan tersebut. Selain dapat mengolah limbah masker menjadi sesuatu yang bermanfaat, lingkungannya juga menjadi bersih dari sampah.

"Dengan diproses seperti ini limbah kan akhirnya tidak hanya dibuang, namun bisa kembali dimanfaatkan menjadi produk yang memiliki nilai guna. Ibu-ibu disini akhirnya juga ada kesibukan dan giat mengumpulkan limbah untuk menjaga kebersihan lingkungan," terangnya.


Proses olah limbah masker menjadi bahan bakar. (Foto: Istimewa)

Sementara Pengelola Bangsring Underwater, Wildan Sukirno, menjelaskan, untuk mengolah limbah masker hingga menjadi bahan bakar butuh proses yang cukup lama.

Ia menggunakan sebuah alat yang bernama Pirolisis untuk merubah limbah masker menjadi bahan bakar. Secara prinsip, kinerja alat tersebut adalah mendekomposisi bahan menjadi produk baru menggunakan metode pemanasan.

"Dalam sekali proses ada 3 produk dari energi terbarukan yang dihasilkan. Pertama adalah produk bahan bakar cair, semacam premium dan solar. Produk kedua adalah padatan sisa pembakaran. Produk ketiga adalah gas," kata Wildan Sukirno.

Dari 1 kilogram limbah masker, kata Wildan Sukirno, bisa menghasilkan bahan bakar cair sekitar 1/4 liter. Sedangkan produk padatannya seberat 200 gram. Sementara untuk gas belum dapat dimanfaatkan secara optimal lantaran keterbatasan alat.

"Produk bahan bakar cair sudah kami uji coba pada mesin kapal, dan hasilnya tak kalah dengan bahan bakar yang biasa dikonsumsi. Sedangkan padatannya bentuknya menyerupai plastisin dan itu bisa dimanfaatkan untuk membakar sisa sampah. Sementara untuk produk gas masih belum bisa kita manfaatkan secara optimal," bebernya. (fat)