Disbudpar Banyuwangi kenalkan Jangan Banci melalui fasilitas siaran digital agar dikenal para generasi muda. (Foto: Istimewa)
KabarBanyuwangi.co.id – Kabupaten Banyuwangi dikenal sebagai daerah dengan kekayaan budaya dan kuliner tradisional yang khas.
Salah satunya adalah Jangan Banci, sajian legendaris masyarakat Using yang berasal dari Desa Kemiren, Kecamatan Glagah. Sayangnya, hidangan ini kini mulai jarang dikenal oleh generasi muda.
Meski namanya terkesan unik, Jangan Banci bukan sekadar
kuliner biasa. Makanan ini terbuat dari daun belimbing yang tidak berbuah.
Daun muda tersebut kemudian direbus, ditumbuk, dan
diperas untuk menghilangkan rasa getir. Selanjutnya dimasak menggunakan aneka
bumbu tradisional seperti kemiri, jinten, merica, kapulaga, kayu manis,
cengkeh, kedawung, serta ditambahkan santan, kelapa muda, serai, dan daun
jeruk.
Hasil akhirnya adalah masakan bersantan yang beraroma
rempah kuat dan memiliki cita rasa gurih yang khas. Biasanya, Jangan Banci
disajikan dengan lauk pendamping seperti telur asin, perkedel ubi, dan abon
daging sapi suwir.
Lauk pauk yang namanya terdengar nyeleneh ini juga sering
hadir dalam acara hajatan dan sedekahan masyarakat Using di Desa Kemiren.
Salah satu pelestari kuliner ini adalah Rohaniyah (57),
warga asli Desa Kemiren. Ia masih rutin memasak dan menjual Jangan Banci serta
berbagai jajanan pasar tradisional seperti jongkong, jenang selo, sumping, apem
plecer, dan kucur di Pasar Kemiren setiap Minggu pagi.
“Sekarang sudah jarang orang tahu cara buat Jangan Banci.
Saya ingin anak-anak muda tetap kenal dan tahu cara masaknya, karena ini
makanan warisan dari leluhur,” kata Rohaniyah.
Upaya pelestarian kuliner tradisional ini turut didukung
oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Banyuwangi dengan menggelar
siaran langsung edukatif melalui akun TikTok @banyuwangi_tourism pada Kamis
(26/6/2025).
Dalam siaran berdurasi sekitar 1,5 jam tersebut,
Rohaniyah membagikan proses memasak Jangan Banci secara langsung kepada publik.
Jangan
Banci, lauk pauk legendaris berbahan dasar daun belimbing. (Foto: Istimewa)
Analis Kebijakan Muda Bidang Ekonomi Kreatif Disbudpar
Banyuwangi, Dwi Susanti, mengatakan kegiatan ini merupakan bagian dari
pengenalan budaya Using kepada masyarakat luas.
“Setelah sebelumnya kami angkat tema rias pengantin Using
dan pembuatan Mayang Sari, kali ini kami mengenalkan Jangan Banci sebagai
kuliner khas sedekahan di Kemiren. Ini penting agar warisan budaya tidak
hilang,” jelasnya.
Melalui siaran digital tersebut, diharapkan generasi muda
bisa kembali mengenal, mencicipi, dan melestarikan kuliner tradisional
Banyuwangi sebagai bagian dari identitas daerah. (anj/man)