Minim Dukungan Anggaran, Program Pengarusutamaan Gender Berjalan Kurang OptimalDPRD Banyuwangi

Minim Dukungan Anggaran, Program Pengarusutamaan Gender Berjalan Kurang Optimal

Anggota Komisi II DPRD Banyuwangi dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (FPKB), Inayanti Kusumasari. (Foto: Istimewa)

KabarBanyuwangi.co.id – Pelaksanaan Peraturan Daerah (Perda) tentang Pengarusutamaan Gender (PUG) di Kabupaten Banyuwangi, dinilai masih kurang optimal.

Anggota Komisi II DPRD Banyuwangi dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (FPKB), Inayanti Kusumasari, menyuarakan keprihatinannya terhadap lemahnya implementasi Perda PUG.

Ia menilai, dukungan anggaran dari pemerintah daerah terhadap program-program yang menyasar kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan masih jauh dari harapan.

Baca Juga :

"Berdasarkan LKPJ Bupati Tahun 2024, program pengarusutamaan gender dan pemberdayaan perempuan target kinerja 60 persen, realisasinya hanya 41 persen. Kita tanyakan penyebab tidak tercapainya itu Dinsos beralasan karena anggarannya tidak mencukupi," kata Inayanti.

Politisi asal Kecamatan Cluring ini menegaskan, dinas terkait seharusnya berupaya mengejar target kinerja demi terciptanya kesetaraan gender di berbagai bidang, mulai dari pendidikan, kesehatan hingga ekonomi.

"Program PUG harus benar-benar dilaksanakan dengan serius, bukan sekedar formalitas," tegas Inayanti, yang juga aktif di bidang advokasi Fatayat PCNU Banyuwangi.

Pihaknya mendorong agar kebijakan pembangunan di Banyuwangi lebih responsif terhadap kebutuhan perempuan dan kelompok rentan lainnya, agar tidak ada pihak yang tertinggal dalam setiap program yang dijalankan.

Inayanti juga menyoroti pentingnya dukungan anggaran yang memadai untuk penerapan PUG. Menurutnya, implementasi program PUG harus didukung dengan alokasi dana yang cukup.

"Eksekutif harus mengalokasikan dana khusus untuk program-program yang mendukung kesetaraan gender, agar penerapannya dapat lebih terfokus dan memberikan manfaat yang luas,” ujarnya.

Selain itu, Inayanti juga mengkritisi rendahnya target program peningkatan kualitas keluarga yang hanya dipatok sebesar 30 persen.

Ia menilai target tersebut terlalu rendah, mengingat pentingnya peran keluarga dalam mendukung kesetaraan gender, pemenuhan hak anak, serta pemberdayaan perempuan di sektor ekonomi.

"Target kinerja program peningkatan kualitas keluarga harusnya dinaikkan, karena program ini penting untuk mewujudkan kesetaraan gender dan hak anak guna mengukur capaian dan kemajuan pembangunan kualitas keluarga di Banyuwangi," tandasnya. (fat)