Nelayan Asal Pemalang Tewas Dalam Kapal Slerek di Pelabuhan TanjungwangiPos Basarnas Banyuwangi

Nelayan Asal Pemalang Tewas Dalam Kapal Slerek di Pelabuhan Tanjungwangi

Tim SAR masuk kapal slerek KM Kasih Setia 17 hendak mengevakuasi korban. (Foto: Istimewa)

KabarBanyuwangi.co.id - Nur Cholik (39), seorang nelayan asal Pemalang, Jawa Tengah, pada Kamis (28/7/2022) pagi, mendadak tak sadarkan diri di ruang mesin kapal yang sedang lego jangkar di Pelabuhan Tanjungwangi, Banyuwangi.

Peristiwa tersebut menghebohkan nelayan lain yang berada di kapal slerek KM Kasih Setia 17. Sehingga Nur Cholik dibawa oleh tim SAR menuju RSUD Blambangan.

"Begitu menerima laporan, kami berkoordinasi dengan Polairud Polresta Banyuwangi langsung bergegas menuju TKP untuk melakukan evakuasi," ujar Koordonator Pos SAR Banyuwangi, Wahyu Setya Budi, Kamis siang.

Baca Juga :

Setelah dilakukan pemeriksaan, Nur Cholik dinyatakan meninggal dunia. "Hasil pemeriksaan tim medis, korban dinyatakan meninggal dunia," kata Wahyu.

Sementara dari hasil penyelidikan yang dilakukan oleh Sat Polairud Polresta Banyuwangi, diduga korban mendadak tak sadarkan diri dan meninggal saat melakukan perbaikan di kamar mesin KM Kasih Setia 17.

Kasat Polairud Polresta Banyuwangi, Kompol Mashyur Ade mengatakan, korban adalah anak buah kapal (ABK) KM Kasih Setia 17 yang lego jangkar sejak 4 Juli 2022 lalu.

Kamis pagi sekitar pukul 08:30 WIB, korban bersama rekannya melakukan perbaikan mesin dan kebocoran pada pipa freon kapal. Beberapa menit kemudian, ABK lainnya menyusul untuk mencari keberadaan korban ke kamar mesin.

"Saat itu, rekan korban kesulitan mencari keberadaan korban karena kondisi di dalam kamar mesin gelap. Keterangan rekannya, di dekat mesin induk sempat mencium bau menyengat sehingga langsung buru-buru naik ke atas kapal. Bau menyengat di kamar mesin berangsur hilang setelah blower kapal dinyalakan," bebernya.


Tim SAR mengevakuasi nelayan yang ditemukan tak sadarkan diri dalam kapal di perairan Tanjungwangi, Banyuwangi. (Foto: Istimewa)

Selanjutnya sejumlah ABK kapal kembali masuk ke kamar mesin untuk mencari keberadaan korban. Ketika berhasil ditemukan, korban sudah tak sadarkan diri di kamar mesin. Kejadian tersebut langsung dilaporkan ke Satpolairud dan Basarnas.

"Begitu tiba di TKP, korban langsung kita evakuasi dari dalam kapal. Kemudian setelah dilakukan pemeriksaan, korban dinyatakan meninggal dunia. Selanjutnya kita mintakan visum et repertum ke RSUD Blambangan," jelasnya.

Saat ini kepolisian tengah melakukan pengembangan penyelidikan dan memeriksa sejumlah saksi, termasuk mengungkap penyebab meninggalnya korban. "Akan diadakan pemeriksaan lagi kepada saksi-saksi untuk kepentingan penyelidikan lebih lanjut," tandasnya. (fat)