(Foto: humas/kab/bwi)
KabarBanyuwangi.co.id - Upaya penanganan stunting terus digenjot pemkab dengan melibatkan berbagai pihak. Dengan berbagai upaya yang dilakukan Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani bersama jajarannya, angka stunting terus menurun.
Penurunan stunting menjadi salah satu prioritas Pemkab Banyuwangi. Upaya penanganannya terus digenjot dengan melibatkan berbagai pihak. Di saat program Bupati Ngantor di Desa (Bunga Desa), Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani selalu meninjau penanganan stunting di desa tersebut.
Bupati Ipuk mengunjungi balita
stunting di Desa Wringin Putih, Kecamatan Muncar, di sela-sela rangkaian
program Bunga Desa di Desa Wringin Putih, Rabu (30/11/2022).
Ipuk meninjau perkembangan balita
berusia 18 bulan dari Dusun Kabat Mantren, Desa Wringinputih itu, yang
sebelumnya mengalami stunting. Ipuk meminta kepada orangtua dan tenaga
kesehatan yang bertugas untuk terus memantau tumbuh kembang balita tersebut.
"Selalu pantau
perkembangannya. Beri makanan yang bernutrisi tinggi. Di Muncar banyak ikan,
itu jadikan asupan putranya karena gizinya tinggi,” kata Ipuk kepada orang tua
balita tersebut.
“Untuk tenaga kesehatan, harus
rutin datang jemput bola memeriksa tumbuh kembangnya. Pemerintah tidak bisa
sendiri dalam penanganan stunting ini. Diperlukan kolaborasi dengan berbagai
pihak untuk bergotong royong menekan stunting di Banyuwangi,” imbuh Ipuk.
Menurut Ipuk, permasalahan
stunting masih menjadi kendala besar dalam menyiapkan generasi unggul dan
kompetitif. Untuk itu, percepatan penanganannya harus terus digencarkan. Saat
ini prevalensi stunting di Banyuwangi adalah 20 persen, lebih rendah dibanding
rata-rata kabupaten/kota se-Jatim yang sebesar 23,5 persen.
"Tapi kita punya mimpi di
tahun 2024, angka stunting Banyuwangi di bawah 14 persen, atau bahkan zero pada
beberapa tahun lagi ke depannya," harapnya.
Sebagai upaya penanganannya,
Banyuwangi meluncurkan program Banyuwangi Tanggap Stunting (BTS). Program ini
berhasil menekan angka balita kekurangan gizi di Banyuwangi. Pada 2021 ada
4.371 kasus stunting. Dan kini mampu ditekan hingga 2.704 kasus selama 2022.
Salah satu yang dilakukan dalam
program BTS ini, kata Ipuk, adalah pemberian makanan tambahan (PMT) secara
rutin kepada anak-anak penderita stunting maupun yang berpotensi mengalami stunting.
"Sebulan sekali, kita juga
gerakkan ribuan ASN untuk belanja makanan bergizi untuk lewat Hari Belanja
UMKM, hasilnya kita donasikan untuk penanganan stunting,” kata Ipuk.
Bahkan, pemkab mengajak Dinas
Pertanian dan Pangan untuk memberikan bantuan bibit sayuran yang diberikan
kepada orang tua balita stunting.
Plt. Kepala Dinas Kesehatan
Banyuwangi Amir Hidayat menambahkan, pemberian PMT merupakan hasil kolaborasi
lintas OPD. PMT, lanjut Amir, diberikan sesuai kondisi anak dan faktor penyebab
stunting.
Misalnya, kata Amir, untuk
penderita stunting yang usianya kurang dari 2 tahun, diberikan bahan pangan
berprotein tinggi dengan harapan kondisinya segera membaik.
"Selain PMT, mereka juga
diintervensi sesuai faktor penyebabnya. Misalnya, dibangunkan MCK jika alasan
stunting karena lingkungan," kata Amir.
Selain penanganan, Pemkab juga telah melakukan sejumlah upaya preventif. Mulai melakukan pendampingan kepada remaja putri, calon pengantin, hingga ibu hamil beresiko tinggi. (humas/kab/bwi)