Alat berat mulai meratakan sampah sebelum diuruk tanah. (Foto: Istimewa)
KabarBanyuwangi.co.id - Kebuntuan akhirnya terpecahkan.
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Banyuwangi telah mendapatkan lahan penampungan
sementara sampah yang sempat meluber di sejumlah Tempat Pembuangan Sementara
(TPS).
Lahan anyar itu bekas tambang galian C terletak di Desa
Karangbendo, Kecamatan Rogojampi. Lahan ini milik Wakil Ketua DPRD Banyuwangi,
Michael Edy Hariyanto, yang dipinjamkan kepada DLH.
Politisi dari Partai Demokrat ini mengaku tergerak
meminjamkan lahannya setelah pihak Pemkab Banyuwangi berkeluh kesah kesulitan
mendapatkan lahan kosong untuk menampung sampah.
Dia menyebut luasan lahan miliknya yang dipinjamkan itu
seluas sekitar 10 hektar.
"Saya pinjamkan gratis, tanpa ada uang sewa, tanpa ada
perjanjian apapun. Saya pun tak mengambil keuntungan disitu. Ini semata-mata
untuk mengatasi persoalan sampah. Namun itu sifatnya sementara, sambil menunggu
TPA yang disiapkan pemerintah siap difungsikan," bebernya.
Dia berharap pemerintah bisa memberikan pencerahan kepada
warga di sekitar TPA. Karena keberadaan TPA itu mampu menyerap ratusan tenaga
kerja.
"Kalau masalah pengelolaan sampah di TPA sepenuhnya ditangani DLH. Sampah ditimbun dan diuruk tanah," tambahnya.
Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH)
Banyuwangi, Dwi Handayani. (Foto: Fattahur)
Dikonfirmasi terpisah, Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup
(DLH) Banyuwangi, Dwi Handayani pada Rabu (30/11/202) membenarkan soal pinjam
lahan tersebut.
"Alhamdulillah kemarin dapat petunjuk dari Sekda untuk
DLH menggunakan lahan milik Pak Michael. Dan itu kita tidak sewa ataupun beli
lahan, tapi dipinjami," jelasnya.
Untuk pengelolaannya, kata Dwi, tak dilakukan secara asal.
Semua proses dilakukan secara terukur dan dijalankan sesuai standart
operasional pekerjaan (SOP). Sebelum diuruk, petugas terlebih dahulu melapisi
media tanah dengan membran.
Sampah diuruk secara berlapis dengan tanah. Sembari proses
juga disemprot menggunakan Eco Enzym untuk mempercepat pembusukan dan
mengurangi bau tak sedap.
Terakhir pada lapisan teratas diuruk dengan tanah dengan ketebalan urukan mencapai
2 meter.
"Untuk saat ini disana sudah ada beberapa alat berat
seperti Loader dan Excavator untuk
pemerataan dan pengurukan. Nantinya sampah yang sudah diambil dari depo dan
sejumlah TPS akan langsung dibawa dan dikelola disana," pungkasnya. (fat)