Sejumlah alut dikerahkan dalam proses evakuasi korban KMP Tunu Pratama Jaya di Dermaga PT Pusri. (Foto: Firman)
KabarBanyuwangi.co.id – Operasi SAR gabungan pencarian korban KMP Tunu Pratama Jaya yang hilang di perairan Selat Bali pada Rabu (2/7/2025 malam lalu, terus diintensifkan.
Sebanyak 1.022 personel gabungan dan 44 alat utama (alut) dikerahkan dalam operasi SAR skala besar ini. Tim dibagi dalam empat Search and Rescue Unit (SRU) meliputi darat, laut, udara, dan bawah air.
Deputi Operasi dan Kesiapsiagaan Basarnas, Laksamana Muda
TNI Ribut Eko Suyatno, menjelaskan bahwa seluruh potensi SAR, termasuk nelayan,
turut serta dalam penyisiran dan pelaporan informasi di pesisir pantai.
“Seluruh SRU kami arahkan ke arah selatan dari titik
lokasi kejadian (LKK)," terang Laksda TNI Ribut Eko Suyatno dalam
konferensi pers di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Senin (7/7/2025) malam.
Eko Suyatno mengapresiasi partisipasi luas ini.
"Potensi SAR yang tergabung dari seluruh komponen nasional sampai saat ini
ada 1.022 orang (personel),” tegasnya.
“Ini menandakan wujud kepedulian dan tingginya nilai
kerelawanan masyarakat Indonesia," imbuh Eko.
Operasi pencarian ini melibatkan beragam alut dari
Basarnas, TNI, Polri, hingga berbagai instansi dan lembaga lainnya.
Sebanyak
44 Alut dikerahkan
Alut Basarnas:
Helikopter AS-365 N3+ Dauphin HR-3606, berbagai Rigid Inflatable Boat (RIB),
KN. SAR 249 Permadi, KN. SAR 229 Arjuna, serta peralatan water rescue, medis,
dan komunikasi lengkap.
Alut Potensi SAR: Dua unit KMP Tunu Pratama Jaya, kapal
patroli KSOP Tanjungwangi, Patkamla Pelayanan Lanal Banyuwangi, hingga sejumlah
KRI TNI AL seperti KRI Tongkol 813, KRI Teluk Ende 517, dan KRI Pulau Pandu
732.
Tak ketinggalan, helikopter Bell 429 Polri dan helikopter
Panther TNI AL juga dikerahkan, serta belasan ambulans dari berbagai lembaga.
Selain itu, Ribut Eko Suyatno juga mengumumkan kedatangan
KRI Spica 934. Kapal perang yang sejenis dengan KRI Rigel ini dilengkapi dengan
kemampuan Search Scan Sonar (SSS) untuk mendeteksi gambaran situasi bawah air,
diharapkan dapat membantu menemukan korban lebih cepat.
Total 1.022 personel yang terlibat berasal dari puluhan
instansi dan lembaga, menunjukkan skala besar dan koordinasi yang kuat dalam
operasi ini.
Personel itu di antaranya adalah: Basarnas: Pusat, Surabaya, Jembrana, Jember, Denpasar, Buleleng.
Laksamana
Muda TNI Ribut Eko Suyatno saat pimpin konferensi di press room Pelabuhan
Ketapang, Banyuwangi, Jumat (7/7/2025). (Foto: Firman)
TNI: Lanal Banyuwangi, Kodim Banyuwangi, Wing Udara 2
Pusperbal, KRI Teluk Ende, KRI Tongkol, KRI Pulau Pandu, Lanal Denpasar, Kodim
1617/Jembrana, Pos TNI AL Pengambengan.
Polri: Polairud Banyuwangi, Dokpol Polda Bali, Polairud
Mabes POLRI, Polairud Polda Bali, Polairud Polres Jembrana, Polairud Polres
Buleleng, Polsek KP3 Gilimanuk, Brimob Kompi C Gilimanuk.
Instansi Lain: KSOP Banyuwangi/Ketapang, BPBD Banyuwangi,
Damkar Banyuwangi, Tagana Banyuwangi, BMKG Banyuwangi, PMI Banyuwangi, Dinas
Perhubungan Jembrana, PT. ASOP Gilimanuk, PT. Jasa Raharja.
Selain itu juga berbagai organisasi relawan seperti
Indonesian Diver Rescue Team (IDRT), Dompet Dhuafa Bali Rescue, ORARI, RAPI,
Pramuka Peduli, hingga berbagai potensi SAR komunitas.
Hingga saat ini, tim SAR gabungan masih terus melakukan
pencarian terhadap 27 korban yang belum ditemukan. Dengan pengerahan maksimal
dari seluruh tim gabungan, upaya untuk menemukan para korban terus
diintensifkan. (man)