Kelompok Tani Deporejo dilatih teknik pegelolaan limbah sabut kelapa menjadi cocopeat. (Foto: Istimewa)
KabarBanyuwangi.co.id – Politeknik Negeri Banyuwangi
(Poliwangi) kembali menunjukkan komitmennya dalam pemberdayaan masyarakat,
khususnya kepada warga sekitar lingkungan perguruan tinggi vokasi kebanggaan
Bumi Blambangan ini.
Melalui program pengabdian masyarakat, tim dosen Poliwangi
menggelar pelatihan pengolahan limbah sabut kelapa menjadi cocopeat bagi
Kelompok Tani Deporejo, Desa Kedayunan, Kecamatan Kabat, Banyuwangi, pada Kamis
(7/8/2025) lalu.
Cocopeat merupakan media tanam ramah lingkungan dengan daya
serap air tinggi dan mampu mempercepat pertumbuhan bibit cabai. Dengan inovasi
ini, petani diharapkan tidak lagi bergantung pada media semai konvensional yang
mahal.
Inisiator kegiatan, Nanda Rusti, S.P., M.Sc., menekankan
bahwa limbah sabut kelapa yang banyak ditemui di sekitar desa bisa menjadi
sumber ekonomi baru.
“Selain menekan biaya produksi, pemanfaatan sabut kelapa
bisa membuka peluang usaha baru berbasis limbah pertanian,” ujarnya dalam
keterangan tertulis yang diterima KabarBanyuwangi.co.id, Rabu (27/8/2025).
Sementara itu, Dr. Danang Sudarso Widya Prakoso Joyo
Widakdo, S.P., M.M. menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan program
berkelanjutan untuk mengangkat potensi lokal.
“Harapannya, Kelompok Tani Deporejo mampu mengembangkan
produk hortikultura secara mandiri, terutama cabai yang bernilai ekonomi
tinggi,” katanya.
Tim pengabdian masyarakat berswafoto dengan
Kelompok Tani Deporejo, Kedayunan, Kabat, Banyuwangi. (Foto: Istimewa)
Tidak hanya teknik pembuatan cocopeat, tim yang juga
beranggotakan Kurniawan Muhammad Nur, S.ST., M.M., Aditya Wardana, S.S.T.,
M.T.P., dan Nurul Alfiyah, S.E., M.Akun. turut memberikan materi manajemen
usaha dan pemasaran produk turunan sabut kelapa.
Antusiasme petani terlihat sepanjang kegiatan. Mereka aktif
mempraktikkan pembuatan cocopeat sekaligus berdiskusi mengenai peluang
pengembangan produk.
Pelatihan ini juga mendapat dukungan penuh dari Balai
Penyuluh Pertanian (BPP) Kecamatan Kabat.
Sinergi akademisi, pemerintah, dan masyarakat ini
diharapkan mampu memperkuat ekonomi desa melalui inovasi berbasis kearifan
lokal. (man)