Orang tua menunjukan kalung yang selamat dari aksi penjambretan. (Foto: Istimewa)
KabarBanyuwangi.co.id - Raut wajah ketakutan masih nampak terlihat di wajah NF, seorang bocah perempuan berusia 9 tahun yang baru saja menjadi korban penjambretan ini.
Korban hanya bisa menangis, saat orang tidak dikenali menarik paksa kalung emas berbandul liontin yang dipakainya usai melaksanakan sholat tarawih di Mushola Al-Barokah, Desa Tampo, Kecamatan Cluring, Banyuwangi, Senin (12/04/2021) malam.
Selain trauma, aksi penjambretan juga membuat leher bocah
ini terluka karena aksi paksa yang dilakukan pelaku. Beruntung, kalung emas
seberat tujuh gram tidak berhasil dibawa kabur pelaku secara keseluruhan.
Pelaku hanya berhasil membawa lari sebagian kalung dan
bandul liontin yang terputus karena tarikan paksa pelaku.
Hamimah, ibu korban menceritakan, peristiwa penjambretan
ini terjadi saat anaknya berada di depan Mushola seorang diri selepas solat
tarawih dijalankan. Ia yang saat itu menunggu rekannya untuk tadarus tiba-tiba
didatangi seorang pria bermasker menggunakan sepeda motor Honda Beat berwarna
biru putih.
“Orangnya katanya pakai masker, sepeda motornya Beat warna
putih dan biru. Anak saya tidak mengenali wajahnya. Berpura-pura menanyakan
keberadaan orang tua korban, pelaku langsung menarik paksa perhiasan emas dari
korban,” kata Hamimah.
Korban yang saat itu ketakutan hanya bisa pasrah saat
pelaku menarik paksa perhiasan emas yang ia kenakan. Berhasil mengambil
sebagian kalung korban, pelaku langsung kabur dengan sepeda motornya. Korban langsung
menangis dan melaporkan kejadian yang menimpanya kepada orang tuanya.
“Pelaku langsung kabur setelah menarik kalung anak saya.
Tapi tidak semua berhasil diambil, yang diambil sebagian saja termasuk
lionting. Akibat ditarik paksa, leher anak saya juga terluka. Trauma dia,”
tambah Hamimah.
Atas kejadian ini, korban mengalami kerugian senilai Rp 3
juta. Kejadian ini menjadi pembelajaran bagi Hamimah dan tak akan lagi
memberikan perhiasan emas ke anaknya yang masih duduk di bangku sekolah dasar
tersebut.
Meski telah menjadi korban kriminalitas, keluarga korban
memilih tak melaporkan kejadian ini ke polisi karena takut anaknya akan semakin
trauma.
“Sebenarnya ya pengen lihat anak saya pakai kalung. Tapi
kalau sudah begini tidak akan saya suruh pakai lagi. Saya belum lapor polisi,
takut anak saya tambah trauma,” pungkasnya. (man)