Sejumlah Anak Muda Banyuwangi Jadi LO TdBI, dari Penghafal Quran hingga Alumni Luar NegeriPemkab Banyuwangi

Sejumlah Anak Muda Banyuwangi Jadi LO TdBI, dari Penghafal Quran hingga Alumni Luar Negeri

Liaison Officer (LO) dampingi pembalap Tour de Banyuwangi Ijen (TdBI). (Foto: humas/kab/bwi)

KabarBanyuwangi.co.id – Balap sepeda Tour de Banyuwangi Ijen (TdBI) memberikan banyak pengalaman internasional bagi banyak talenta muda Banyuwangi. Tak hanya bagi atlet dan pencinta balap sepeda. Tapi, juga bagi anak muda yang berperan sebagai Liaison Officer (LO).

Para liaison officer tersebut, menjadi komunikator antara panitia lokal dengan tim pembalap yang berasal dari berbagai mancanegara. Hal ini menjadi sangat krusial. Tidak semata bisa menguasai teknis seputar kegiatan, tapi juga harus pandai berbahasa asing.

“Ini menjadi ajang bagi anak-anak muda Banyuwangi bisa terlibat di event internasional. Pengalaman ini bisa sangat berharga untuk membangun networking yang lebih luas,” ungkap Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, Selasa (23/7/2024).

Baca Juga :

Selain itu, imbuh Ipuk, para LO tersebut sekaligus jadi duta Banyuwangi untuk mempromosikan berbagai potensi lokal. Seperti halnya destinasi wisata, budaya, hingga kuliner lokal. “Mereka harus bisa menjelaskan tentang Banyuwangi kepada para atlet mancanegara ini,” jelasnya.

Koordinator LO TDBI Kisma Donna Wijaya mengatakan, para LO tersebut telah diseleksi dengan cukup ketat. “Tidak hanya dibekali dengan sejumlah kemampuan teknis, kita juga memilih anak-anak yang punya kompetensi dan prestasi sekaligus,” ujarnya.

Sejumlah LO yang terpilih adalah anak-anak muda yang berprestasi. Mulai dari penghafal Quran hingga alumni kampus-kampus luar negeri. Salah satunya Naurah Junita Gunawanto (18). Ia hafal Alquran 15 juz dan pemenang Juara 1 SDGs Innovation Competition at Sunway University Malaysia.

“Waktu masih bersekolah, setiap ada event TdBI, semua siswa diajak menonton  di depan sekolah. Senang rasanya saat itu dan mikir bagaimana bisa ikut terlibat. Dan alhamdulillah kesampaian saat ini,” ungkap perempuan yang mendapatkan undangan khusus pada World Water Forum (WWF) di Bali beberapa waktu lalu itu.

“Dengan terlibat sebagai LO semakin memperkaya pengalaman saya berinteraksi dengan komunitas internasional yang pasti sangat berguna saat saya kuliah nanti,” ujarnya.

Selain Naurah juga ada Naufal Alfandra Setyawan. Ia alumni Program Pertukaran Mahasiswa di Universitas Nottingham London dan awardee Program IISMA, Indonesian International Student Mobility Award dari Kemendikbud di jurusan Aerospace Technology Nottingham University London.

Juga ada Suci yang menjadi Lo dari Tim CCACHE x Par Kup dari Australia. Suci merupakan lulusan magister Kampus yang sama dengan Naufal yakni Nottingham University London. Saat ini ia aktif menjadi interpreter di Pusat Informasi Geologi Geopark Ijen (PGGI) yang ada di Banyuwangi. Geopark Ijen sendiri telah ditetapkan sebagai UNESCO Global Geopark dan masuk jaringan Geopark dunia. (humas/kab/bwi)