Tak Ada Pemasukan, Pelaku Seni di Banyuwangi Andalkan Uang Tabungan

Tak Ada Pemasukan, Pelaku Seni di Banyuwangi Andalkan Uang Tabungan

Sejumlah Pelaku Seni berkumpul di depan Kantor Pemkab Banyuwangi. (Foto: Fattahur)

KabarBanyuwangi.co.id - Sejumlah pekerja dan pelaku seni di Kabupaten Banyuwangi merasakan imbas dari pandemi Covid-19, terlebih selama penerapan kebijakan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) memberikan dampak signifikan pada sektor perekonomian yang ada.

Kalau biasanya mereka memiliki pemasukan dari uang hasil manggung, sejak pandemi pemasukan mereka berkurang. Banyak job-job manggung dibatalkan karena terbentur aturan pembatasan yang begitu ketat.

Alhasil, tak sedikit yang mengandalkan uang tabungan demi bertahan hidup di masa pandemi saat ini.

Baca Juga :

Kondisi tersebut dialami oleh musisi Demy Hardy, ia dan pekerja pelaku seni lainnya mangaku sudah tak pernah manggung dampak pandemi akibat terbentur aturan pembatasan yang ketat, sehingga banyak job-job manggung batal.

"Jangankan kerja, gerak aja gak bisa ini. Banyak job yang sudah masuk terpaksa dibatalkan. Kami pun juga tak bisa berbuat banyak," ungkapnya.

Tak adanya pemasukan selama pandemi membuat Demy dan pelaku seni lainnya harus rela merogoh tabungannya untuk biaya hidup sehari-hari. "Yang penting bagaimana caranya kita bisa terus untuk bertahan hidup," cetusnya.

Dirinya berharap pemerintah memberikan solusi terbaik terhadap pelaku seni di Banyuwangi yang terdampak pandemi.

"Kita tak meminta bantuan kepada pemerintah daerah, tapi berilah kami solusi yang terbaik. Salah satunya memberi kelonggaran dengan catatan tetap memperhatikan protokol kesehatan, sehingga kami bisa kembali bekerja," harapnya.


Salah satu musisi di Banyuwangi, Demy Hardy. (Foto: Istimewa)

Senada juga disampaikan Lucky, salah satu MC di Banyuwangi, dirinya mengaku pandemi Covid-19 memberi dampak hampir di semua sektor. Terlebih ketika PPKM, para pelaku seni  semakin tercekik secara perekonomian

Dirinya mengaku pendapatannya menurun hingga 50 persen. "Padahal biasanya dalam sebulan bisa mendapat job antara 17 sampai 20 kali, namun sebulan kemarin saya hanya dapat 1 job," akunya.

Disisi lain, pengeluaran sehari-hari seperti untuk biaya makan, membayar angsuran serta kebutuhan lainnya tak bisa dihindari. "Jika kami harus pindah profesi, tidak bisa secara instan, karena pindah pekerjaan juga butuh proses,” tambahnya.

Oleh karena itu ia dan para pekerja pelaku seni lainnya dalam waktu dekat berencana mengajukan hearing ke DPRD Banyuwangi untuk menyuarakan apa yang menjadi keluhan para pelaku seni. Dengan harapan, aspirasi mereka juga disampaikan ke Bupati Banyuwangi agar mendapat solusi yang terbaik. (fat)