(Foto: humas/kab/bwi)
KabarBanyuwangi.co.id - Upacara peringatan Hari Jadi Banyuwangi (Harjaba) ke-252 yang dihelat tiap 18 Desember terlihat berbeda. Para peserta upacara mengenakan busana khas berbagai suku dan bangsa yang tinggal di Banyuwangi.
Ada yang mengenakan pakaian adat Osing, Jawa, Madura, Bali, Bugis, Tionghoa hingga Arab. Hal tersebut untuk meneguhkan keberagaman suku bangsa yang selama ini telah turut berkontribusi dalam pembangunan daerah.
“Banyuwangi terdiri dari berbagai
suku, bangsa, etnis dan agama. Selama ini telah merajut harmoni, berkolaborasi
dan bersinergi untuk membangun daerah kita tercinta ini,” ungkap Bupati
Banyuwangi Ipuk Fiestiandani saat memberikan amanat upacara Harjaba di halaman
kantor bupati, Senin (18/12/2023).
Keragaman tersebut, imbuh Ipuk,
adalah realitas historis yang telah berkontribusi dalam membangun Banyuwangi
selama 252 tahun terakhir.
Peristiwa perang Puputan Bayu
yang meletus pada 18 Desember 1771 diperingati sebagai momentum Harjaba,
esensinya adalah perang rakyat Blambangan kala itu sudah terdiri dari beragam suku dan
etnis.
“Spirit kebersamaan yang telah
dicontohkan oleh para pendahulu dan pejuang bumi Blambangan ini, merupakan
suatu nilai yang patut kita teladani saat ini,” ungkap Ipuk.
Bupati Ipuk dalam upacara
tersebut mengenakan busana adat suku Bugis. Menurutnya, ini menggambarkan
pluralitas warga Banyuwangi. "Hari ini saya mengenakan pakaian adat suku
Bugis. Ini sebagai penanda, bahwa Banyuwangi adalah daerah yang pluralitas.
Terdiri dari aneka suku, agama, dan ras,” jelas Ipuk.
“Jika meminjam istilah dari Pak
Andang dalam lagu Umbul-Umbul Blambangan yang telah menjadi identitas kita
bersama, Banyuwangi adalah “Tamansari Nusantara. Keberagaman ini
melahirkan kerukunan, mewujud kolaborasi, menghasilkan Banyuwangi dengan segala
capaian dan prestasinya," imbuhnya.
Selain untuk meneguhkan
keberagaman di Banyuwangi, upacara Harjaba tersebut harus menjadi momentum
untuk refleksi sekaligus memacu semangat baru.
“Kita telah menjadi trend bagi sejumlah daerah lain. Dalam pengelolaan pariwisata, pelayanan publik hingga birokrasi. Ini adalah prestasi yang harus melecut kita untuk terus berbenah. Momen Harjaba ini adalah saat yang tepat bagi kita semua untuk memperbarui semangat tersebut,” pungkasnya. (humas/kab/bwi)