Bagi bagi takjil Gedden di RTH Blambangan Muncar. (Foto: Rivani Noer Maulidi)
KabarBanyuwangi.co.id - Cara unik yang ditunjukkan dari hasil kolaborasi antara Badan Otonom (BANOM) Nahdlatul Ulama (NU) Kecamatan Muncar dan Group kesenian lainnya, yakni bagi-bagi takjil Gedden. Namun bagi takjil kali ini dilakukan dengan cara yang dibilang unik, Minggu (18/4/2021).
Dengan menampilkan kolaborasi seni hadrah dan seni jaranan, acara yang berlangaung di Ruang Terbuka Hijau (RTH) desa Blambangan, Kecamatan Muncar ini mampu menarik perhatian dan antusias masyarakat sekitar.
Aksi sosial ini melibatkan, Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama
(IPNU), Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU), Gerakan Pemuda (GP) Ansor
ranting Sukosari, Banser ranting dan Pagar Nusa Blambangan, Group Hadrah Hadil
Amin, serta Group Seni Jaranan Siswo Putro Budoyo.
Ketua GP Ansor ranting Sukosari, Dawamul Khoiri menyampaikan, acara ini merupakan pergerakan yang luar biasa. Dengan waktu persiapan yang relatif singkat mampu terselenggara dengan sukses dan memberikan magnet tersendiri bagi masyarakat sekitar desa Blambangan.
Dirinya juga mengapresiasi hasil inisiasi kader IPNU dan
IPPNU ranting ini, dengan melibatkan semua elemen BANOM dan pagelaran seni yang
ada di desa Blambangan.
"Luar biasa, ini suatu pergerakan pemuda yang sangat
nyata, dengan kolaborasi berbagai pihak mampu mensukseskan acara ini. Terlebih
ada seni hadrah dan jaranan, ini suatu hal yang unik menurut saya," ujar
Dawam sapaan akrabnya.
Keterangan Gambar : Pembagian takjil oleh anggota BANOM NU. (Foto: Rivani Noer Maulidi)
Selain kebersamaan lanjut Dawam, kegiatan kali ini sangat
memasyarakat, karena salah saru pemain jaranan ada yang non muslim. Artinya
kegiatan ini mampu merangkul semua pihak, baik muslim maupun non muslim.
"Dari salah satu pemain jaranan tadi ada yang non
muslim, ini suatu hal yang luar biasa," lanjut Dawam.
Sementara itu salah satu anggota Banser Sudaryono berharap,
kegiatan semacam ini harus terus digalakkan dan dilestarikan, mengingat seni
dan budaya sudah mulai tersudutkan dengan adanya digitalisasi dan kemajuan
teknologi.
"Kegiatan ini harapan kami terus terselenggara dengan
konsep yang lebih menarik lagi, hal ini tentunya untuk melestarikan seni dan
budaya yang ada di bumi Blambangan ini," pungkas Sudaryono. (van)