Ibu-ibu di Banyuwangi diberi pelatihan membatik dan teknik digital marketing. (Foto: Fattahur)
KabarBanyuwangi.co.id - Kabupaten Banyuwangi menjadi salah satu penghasil batik di Nusantara. Berbagai motif batik seperti Gajah Oling, Kopi Pecah, hingga Kangkung Setingkes telah dikenal pasar.
Tak dapat dipungkiri bahwa batik di Indonesia telah diakui sebagai warisan budaya tak benda (intangible cultural heritage) oleh UNESCO sejak 2009.
Kelestarian batik khas Banyuwangi masih terus terawat
hingga saat ini. Ada banyak kelompok masyarakat yang membuat dan bahkan
mengembangkan batik sebagai ladang bisnis.
Salah satu kelompok yang masih aktif mengembangkan batik
Banyuwangi adalah Perempuan Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Osing.
Organisasi ini menggelar pelatihan membatik dan
digitalisasi marketing dengan menyasar masyarakat adat di Dusun Andong, Desa
Tamansuruh, Kecamatan Glagah, Banyuwangi.
"Pelatihan membatik ini berlangsung sejak 14-17 Juni
2023. Pesertanya ada sekitar 32 orang," kata Ketua PHD Perempuan AMAN
Osing, Indah Pratiwi.
Indah Pratiwi mengungkapkan bahwa pelatihan ini menjadi
cara dan upaya untuk mengembangkan batik Banyuwangi secara berkelanjutan.
Dirinya menyadari pemanfaatan potensi batik membutuhkan
sumber daya manusia (SDM) yang terampil. Oleh karenanya dengan pelatihan ini
diharapkan masyarakat adat mampu mengelola industri batik dari hulu ke hilir.
"Kita ingin menguatkan menejemen internal bidang
ekonomi yang berjangka panjang, mendorong keikutsertaan perempuan adat,
memperluas jejaring dengan kelompok dan instansi, serta meningkatkan
partisipasi perempuan dalam relasi bisnis," bebernya.
Perempuan yang akrab disapa Tiwi ini mengaku kegiatan ini
banyak mendapat dukungan dari berbagai pihak mulai dari kementrian hingga
Organisasi AMAN.
"Kegiatan ini didanai Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan yang Maha Esa dan Masyarakat Adat (KMA) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek), serta didukung Pengurus Besar (PB) AMAN pusat dan AMAN Osing Banyuwangi," ungkapnya.
Mentor pelatihan membatik dengan telaten
mengajari ibu-ibu. (Foto: Fattahur)
Dalam pelatihan membatik tersebut, para peserta dimentori
langsung oleh Deddy Wahyu, Owner Dewa Batik yang sudah teruji kiprahnya dalam
dunia perbatikan di Banyuwangi dan Nusantara.
Deddy Wahyu mengaku materi diberikan secara bertahap. Mulai
dari mengenali jenis kain, pewarnaan alami dan kimia, pengecapan dan diakhiri
dengan perebusan. "Dalam pelatihan ini kita fokuskan pelatihan dengan
metode batik cap," ujarnya.
Menurutnya membatik sebetulnya adalah hal yang terbilang
gampang. Asalkan mau tekun, ulet,
telaten dalam belajar, maka semuanya akan menjadi mudah.
Terlebih saat ini kata Deddy, trend batik sudah semakin
berkembang pesat. Tak hanya dinilai dari segi motif, melainkan pasar kini lebih
tertarik untuk menggali dari aspek filosofisnya. Tentu ini akan menguntungkan
Banyuwangi, karena punya banyak kearifan lokal yang bisa dikupas.
"Pengalaman itu saya dapat setelah kemarin mengikuti
pameran di JCC Jakarta. Yang paling laku adalah batik yang memiliki story
telling," ujarnya.
Motif batik Banyuwangi saat ini terbilang banyak. Di antaranya Gajah Oling, Kangkung Setingkes, Kopi Pecah, Sekar Jagad dan banyak motif lainnya. Dibalik setiap motif, memiliki cerita filosofis masing-masing.
Salah seorang menjemur kain hasil membatik.
(Foto: Fattahur)
Deddy mengaku tengah mengembangkan beberapa motif baru.
Total ada 10 motif yang sudah ia buat.
Salah satunya adalah mengembangkan motif Geopark. Motif ini
ia buat seiring ditetapkannya Ijen yang dikenal menjadi ikon Banyuwangi dalam
Unesco Global Geopark.
"Ada 10 motif dan saat ini kami masih urus legitamasi
Hak Kekayaan Intelektualnya (HAKI)," tegasnya.
Tak hanya belajar membatik, peserta pelatihan juga dibekali
ilmu marketing oleh Brother Naufal. Sosok anak muda yang malang melintang dalam
dunia ekonomi digital. "Peserta pelatihan kita ajak memanfaatkan gawainya
dalam teknik digital marketing," ucapnya.
Dia berharap, teknik digital marketing yang sudah didapat
bisa dimanfaatkan untuk membangun usaha, menciptakan lapangan pekerjaan, dan
meningkatkan perekonomian individu juga komunitas. (fat)