Politisi Partai Gerindra Abdul Ghofur terpilih kembali sebagai anggota DPRD Banyuwangi periode 2024-2029. (Foto : Fattahur)
KabarBanyuwangi.co.id – Anak petani, Abdul Ghofur (27) kembali terpilih sebagai anggota dewan periode 2024-2029. Dia dilantik bersama legislator lainnya di gedung DPRD Banyuwangi, Rabu (21/8/2024).
Pemuda asal Desa Kebonrejo, Kecamatan Kalibaru, Banyuwangi, kelahiran 24 April 1997 ini adalah sosok anak muda santri Pondok Pesantren (Ponpes) Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo.
Darah muda dengan latar belakang anak petani tersebut
kembali terpilih sebagai wakil rakyat setelah mengantongi 5.312 suara. Prestasi
ini menjadikannya salah satu anggota dewan termuda se-Provinsi Jawa Timur.
Ghofur, sapaan akrabnya, menjelaskan bahwa ia dilantik
pertama kalinya sebagai wakil rakyat pada tanggal 20 Agustus 2019. Kala itu
usianya masih 22 tahun. Atau dalam bahasa milenial, bisa dibilang masih
unyu-unyu.
Meski masih muda, ia selalu percaya diri bahwa amanah
yang ia emban akan dilaksanakan dengan maksimal.
“Amanah yang telah diberikan masyarakat, akan kami jaga
dan kami jadikan sebagai alat perjuangan dalam melayani serta mendorong
kesejahteraan masyarakat," katanya.
Menjadi anggota Fraksi Gerindra DPRD Banyuwangi,
sebenarnya tidak pernah dibayangkan oleh Ghofur. Awalnya, karena ia anak
seorang petani, yang ada di pikirannya hanyalah mentok soal pertanian saja.
"Saya ini murni anak petani, tidak membayangkan akan
sampai di titik ini. Sedari awal yang saya banyangkan hanyalah soal pertanian.
Karena memang di keluarga dan lingkungan saya hampir semua dari kalangan
petani." ungkapnya.
Motivasi maju menjadi anggota DPRD kata Gofur, sebab
adanya dorongan dari keluarga, sehabat serta masyarakat, membuatnya makin
bersemangat. Hingga akhirnya, dia benar-benar ditakdirkan menjadi bagian dari
DPRD Banyuwangi.
“Yang perlu digarisbawahi, kebulatan tekad saya dalam
mengabdikan diri kepada bangsa, negara dan masyarakat juga bukan ujug-ujug
datang begitu saja,” ungkapnya.
Selain memang amanah dari orang tua dan keluarga, semua
perlahan terbentuk dari gemblengan organisasi yang diikuti ketika dia masih
mengenyam pendidikan sekaligus nyantri di Ponpes Nurul Jadid.
Bayangkan, ketika masih duduk dibangku SMA, namanya sudah
tercatat sebagai Presiden Presidum Unggulan IPA SMA Nurul Jadid. Dan ketika
menjadi mahasiswa, Ghofur juga aktif di organisasi ekstra kampus, Pergerakan
Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Universitas Muhammadiyah Jember.
Dengan kata lain, meski masih unyu-unyu kala itu, Abdul
Ghofur sudah cukup kenyang pengalaman. Keren, bukan? (red)