Paus sperma tak bergerak saat ditarik alat berat. (Foto: Istimewa)
KabarBanyuwangi.co.id - Tim evakuasi mengerahkan tiga alat berat untuk mengevakuasi bangkai seekor ikan paus sperma yang terdampar dan mati di perairan Kelurahan Bulusan, Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi.
Bangkai paus sepanjang 16,5 meter dengan bobot diperkirakan mencapai 30 ton tersebut dievakuasi dengan cara ditarik oleh alat berat yang didatangkan di lokasi, mulai dari Loader, Forklift dan Backhoe.
Namun, usaha menarik paus ke daratan menggunakan tiga alat
berat tersebut masih tak membuahkan hasil. Bagkai paus hanya bergoyang-goyang
mengikuti gerakan ombak air laut.
Hal ini membuat petugas kesulitan dan harus kembali memutar
otak untuk mencari solusi. Bangkai paus harus segera dievakuasi. Sebab kondisi
paus sudah mulai mengeluarkan bau busuk.
"Kita upayakan untuk bisa naik ke permukaan
dulu," kata salah petugas BPBD Banyuwangi yang berada di lokasi, Kamis
(4/8/2022).
Evakuasi sempat dilakukan dengan cara menggergaji tubuh
mamalia laut raksasa itu. Namun sempat terkendala karena gergaji sulit menembus
daging paus yang alot.
"Ada minyak yang muncul dari daging Paus, lengket
jadinya. Juga posisinya di air, jadi agak susah," ungkapnya.
Sebelumnya diberitakan, paus tersebut pertama terlihat dari utara. Tepatnya di belakang Hotel Banyuwangi Beach pukul 13.00 WIB, Senin (1/8/2022).
Personil Polairud Polresta Banyuwangi dan TNI
AL dibantu nelayan berusaha menggiring ke daratan. (Foto: Istimewa/Dok)
Ikan raksasa itu terlihat kebingungan dan hanya
berputar-putar di perairan berjarak 50 meter dari bibir pantai itu. Nelayan
sempat berupaya membantu menggiring paus itu kembali ke tengah laut, namun
usaha itu gagal.
Paus itu terus berenang ke arah selatan sembari terus
menyemburkan air lewat punggungnya. Hingga akhirnya paus berhenti berenang saat
tiba di belakang Hotel Ketapang Indah dan sempat menabrak rangka dermaga.
Fenomena itu cukup jarang terjadi di wilayah setempat.
Diduga paus itu terdampar karena sedang
sakit, tidak mampu menyelam hingga tampak lemah dan tidak kuat berenang.
Akhirnya, pada Senin malam (1/8/2022) paus sperma itu dinyatakan mati
Petugas hingga saat ini masih melakukan proses nekropsi
pada bangkai paus tersebut. Sedikitnya ada 6 dokter hewan dan 9 asisten dosen
dari Sekolah Ilmu Kesehatan dan Ilmu Alam (SIKIA) Universitas Airlangga (Unair)
Banyuwangi yang terlibat dalam proses itu. (fat)