Banyuwangi Simulasi New Normal Sentra Kuliner, Pantau Pelayan sampai Juru Masak

Banyuwangi Simulasi New Normal Sentra Kuliner, Pantau Pelayan sampai Juru Masak

M. Lutfi Camat Banyuwangi kota memenatau Pusat Kuliner Pintar di Taman Blambangan, salah satu ruang terbuka hijau terbesar di Banyuwangi. (Foto: hmsbwi)

KabarBanyuwangi.co.id – Pemkab Banyuwangi terus melakukan simulasi berbagai sektor untuk memasuki era normal baru (new normal). Dimulai dari bidang keagamaan, kemudian berlanjut ke pelayanan public, dan kini pariwisata, serta kuliner. Salah satunya, mulai melakukan simulasi di Pusat Kuliner Pintar di Taman Blambangan, salah satu ruang terbuka hijau terbesar di Banyuwangi.

”Di masa pandemi ini, pelaku usaha kuliner harus berubah. Karena bukan hanya aspek harga dan rasa lagi yang utama, tapi juga aspek kesehatan. Ini demi kebaikan bersama,” imbuh Anas.

Anas melanjutkan, untuk memastikan protokol kesehatan dijalankan dengan baik oleh pelaku usaha,  Pemkab Banyuwangi akan menerbitkan sertifikat “Sesuai Protokol Kesehatan” bagi pelaku usaha yang patuh. Sertifikat ini sekaligus sebagai syarat usaha bisa beroperasi.

Baca Juga :

”Kami ingin memberi jaminan bagi semua konsumen, termasuk siapa pun orang yang datang ke Banyuwangi. Salah satunya dipastikan penerapan protokol kesehatan itu, yang nanti terverifikasi dan disupervisi, sehingga bisa terbit semacam sertifikat standar kepatuhan protokol,” papar Anas.

”Tapi jika di tengah jalan ada yang tidak patuh, maka sertifikat bisa dicabut dan usaha ditutup. Makanya sekarang terus dilakukan simulasi agar para pengelola usaha bisa mematuhi protokol,” imbuhnya.

Sementara itu, di sentra ”Kuliner Pintar” di Taman Blambangan, simulasi dijalankan dengan melibatkan kecamatan dan dinas terkait.

Sejumlah protokol kesehatan yang harus dipenuhi oleh pengelola usaha seperti penggunaan masker semua staf, sarung tangan dan face shield, baik yang berada di pelayanan bagian depan maupun juru masak. Juga harus menjaga jarak aman antar pengunjung, menyediakan fasilitas cuci tangan dan hand sanitizer. Serta disinfeksi tempat secara berkala. Pengunjung yang masuk pun dipindai suhu tubuhnya.

“Kita cek kelengkapan dari pelayan sampai juru masak. Kami terus sosialisasi sekaligus simulasi. Dalam 14 hari ke depan dievaluasi, untuk dinilai apakah sukses atau tidak, dan bisa diterbitkan sertifikat bagi mereka,” kata Camat Banyuwangi M. Lutfi.

Apabila simulasi sukses, pengelola usaha akan mendapat sertifikat “Sesuai Protokol Kesehatan”. Selanjutnya usaha tersebut boleh beroperasi.

“Setelah beroperasi, akan dievaluasi berkala. Kalau lolos uji, boleh lanjut. Kalau tidak, sertifikat dicabut, dan usaha dilarang beroperasi sampai memperbaiki pelaksanaan SOP,” pungkas Lutfi. (hmsbwi)