(Foto: humas/kab/bwi)
KabarBanyuwangi.co.id – Portal Perlindungan Sosial (Parlinsos) atau dikenal dengan Bansos Digital yang sedang diujicobakan di Kabupaten Banyuwangi terus dimatangkan.
Program yang sedang dalam tahap pendataan ini, tak hanya menyasar masyarakat miskin di pedesaan. Namun, juga di lereng-lereng gunung dan kawasan perkebunan.
Seperti halnya masyarakat di
Dusun Suko Sumbermanis, Kelurahan Gombengsari, Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi
yang berada di kaki gugusan pegunungan Ijen. Ratusan warga tak mampu tersebut
dilakukan pendataan secara digital.
“Kami ingin memastikan langsung
program bantuan yang diberikan oleh pemerintah ini tepat sasaran dan memiliki
dampak positif,” ungkap Menteri Sosial Saifullah Yusuf yang meninjau langsung
proses pendataan tersebut.
Saifullah menyebutkan jika selama
ini pemerintah telah menyalurkan berbagai program bantuan untuk pengentasan
kemiskinan. Akan tetapi, seringkali bantuan tersebut tidak tepat sasaran.
“Dengan Bansos Digital ini, semua
yang layak mendapatkan bansos bisa mengajukan. Sekaligus bisa menyanggah jika
memang layak tapi tertolak atas berbagai bantuan yang pemerintah berikan. Tanpa
perlu menghadap siapapun, cukup pencet handphone,” kata menteri yang biasa
disapa Gus Ipul itu.
Ketua Komite Percepatan
Transformasi Digital Pemerintah Luhut Binsar Panjaitan yang datang bersama Gus
Ipul menyebutkan jika Bansos Digital ini, tak semata memberikan bantuan. Tapi,
mengintegrasikan keseluruhan data untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
Para penerima bantuan akan
dipantau dari waktu ke waktu untuk meningkatkan taraf kesejahteraan. Di
antaranya dengan program bantuan pendidikan bagi anaknya ataupun permodalan
usaha dan sebagainya. “Tidak selamanya menerima bantuan. Harus ada peningkatan
taraf kesejahteraan,” ujar Luhut.
Upaya integrasi tersebut, imbuh
Luhut, merupakan program subtantif dari Presiden Prabowo Subianto untuk
mengentaskan kemiskinan. Dengan program yang tepat sasaran dan terintegrasi,
kemiskinan bisa diatasi secara optimal. “Pak Prabowo ingin kemiskinan ini bisa
diselesaikan,” harapnya.
Dalam mewujudkan hal tersebut,
tak sekadar melibatkan Kementerian Sosial. Namun, dilakukan oleh lintas
kementerian dan lembaga tinggi negara. Tak kurang dari 20 instansi yang
terlibat.
Usai meninjau pendataan, para
pimpinan kementrian dan lembaga negara ini menggelar rapat. Hadir pula Wakil
Menteri Dalam Negeri, Bima Arya Sugiarto; Wamen PANRB Purwadi Arianto; Wamen
Bappenas Febrian A Ruddyard, Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti.
Hadir pula perwakilan dari
Kemenko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Kementrian Komdigi, Kementrian
Kelautan dan Perikanan. Selain itu juga hadir 20 lembaga negara di antaranya
Dewan Ekonomi Nasional, Wakil Kepala BSSN.
Ada pula perwakilan dari Bank
Indonesia, BPKP, LKPP, BPJS Ketenagakerjaan, PLN, hingga Perum Peruri, dan
lembaga negara lainnya.
Bupati Banyuwangi Ipuk
Fiestiandani menyebutkan jika telah mengerahkan tak kurang dari tiga ribu agen
untuk melakukan percepatan pendataan. Tidak hanya pendamping PKH dan TKSK,
namun operator desa, kepala dinas, camat, lurah/ kepala desa hingga para kader
dasawisma.
“Kami berkomitmen untuk menyukseskan piloting Bansos Digital ini. Banyuwangi ingin menjadi saksi sejarah komitmen pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan,” pungkas Ipuk. (humas/kab/bwi)