Warga gotong royong perbaiki jalan rusak dan berlubang menggunakan material sirtu. (Foto: Istimewa)
KabarBanyuwangi.co.id – Lelah dengan janji-janji manis pejabat pemerintah yang tak kunjung ditepati, warga Lingkungan Templek, Dusun Temurejo, Desa Kembiritan, Kecamatan Genteng, Banyuwangi, akhirnya mengambil tindakan sendiri memperbaiki jalan rusak secara swadaya, Minggu (15/6/2025).
Warga mengaku bosan dan capek dengan kondisi jalan utama penghubung antar dusun yang sudah bertahun-tahun mengalami kerusakan cukup parah tersebut.
Tanpa bantuan pemerintah, warga bergotong-royong menambal
lubang-lubang besar di sepanjang jalan menggunakan material pasir dan batu (sirtu) hasil patungan.
"Gimana gak capek, sudah beberapa kali berganti
kepala daerah hingga sekarang janji ngga ditepati,” kata Haris, tokoh
masyarakat setempat.
“Saat mencari suara datang ke lingkungan kami dengan
janji manis, tapi tidak ada wujud nyatanya. Terkadang sampai kami prustasi
sendiri, kayak sudah malas ikut pesta demokrasi,” imbuhnya.
Haris menambahkan, selain keluhan infrastruktur jalan
rusak parah, juga terdapat persoalan lain yang dialami warga. Salah satunya
minimnya penerangan di jalan.
“Kesejahteraan infrastruktur pembangunan jalan kami
sampai penerangan belum juga ada perbaikan sama sekali. Sedangkan jalan rusak
ini sudah lebih dari 20 tahun lamanya," jelas Haris.
Aksi perbaikan secara swadaya tersebut dilakukan karena
beberapa pengendara mengalami kecelakaan akibat kondisi jalan yang licin setelah diguyur hujar dan banyak kubangan air di jalan berlubang.
Selain berbahaya, jalan rusak juga menyulitkan mobilitas
warga, terutama saat mengangkut hasil panen dan menuju fasilitas umum seperti
sekolah serta puskesmas.
Sebab jalan tersebut juga merupakan jalur alternatif
antar Dusun Temurejo, Desa Kembiritan, Kematan Genteng perbatasan dengan Dusun
Karangrejo, Desa Karangsari, Kecamatan Sempu.
"Anak saya pernah jatuh pas mau berangkat sekolah.
Motornya oleng karena masuk lubang. Kami bukan minta yang mewah-mewah. Cuma
jalan yang layak dan aman. Itu saja," tandas Slamet, warga setempat.
Warga berharap aksi ini bisa mengetuk hati pemerintah
daerah untuk lebih memperhatikan kondisi infrastruktur pedesaan yang tak pernah
terjamah pembangunan.
Sementara itu, Kepala Dusun Temurejo, Bambang Yulianto
membenarkan kondisi tersebut dan menyayangkan minimnya respons dari pihak
terkait. Padahal keluhan sudah berkali-kali disampaikan melalui musyawarah desa
dan media sosial.
“Ya memang benar kondisi jalan rusak parah tidak pernah dijamah sampai 20 tahun lamanya. Padahal sudah sering disampaikan melalui musyawarah desa dan yang lain,” ungkap Bambang Yulianto. (red)