Ketua Komisi II DPRD Banyuwangi, Hj. Mafrochatin Ni’mah (depan) memimpin rapat bersama mitra kerja soal pupuk bersubsidi. (Foto: Istimewa)
KabarBanyuwangi.co.id - Baru awal tahun, anggota dewan di Banyuwangi kembali mendapat keluhan dari petani soal ketersediaan pupuk bersubsidi.
Ketua Komisi II DPRD Banyuwangi, Hj. Mafrochatin Ni’mah mengaku menerima keluhan dari petani padi kesulitan mendapatkan pupuk bersubsidi.
"Masih ada petani padi yang mengeluh sulit
mendapatkan pupuk subsidi. Padahal saat ini memasuki masa pemupukan. Mereka
khawatir kondisi ini akan mempengaruhi produktivitas dan nilai jual padi,"
kata Ni'mah, Jumat (10/2/2023).
Informasi yang diterima Ni'mah, pasca diberlakukannya
Permentan Nomor 10 Tahun 2022, Banyuwangi tahun ini hanya menerima dua jenis
pupuk, yaitu Urea dan NPK. Pupuk Urea sebanyak 46.506 ton.
Jumlah ini turun dibanding tahun sebelumnya 54.955 ton. Begitu
pula dengan perolehan pupuk NPK. Tahun lalu mendapat jatah 40.876, tahun ini
turun drastis menjadi 29.933 ton.
"Saya prihatin atas penurunan alokasi pupuk subsidi
di Banyuwangi, karena akan menambah beban para petani dan imbasnya swasembada
pangan akan gagal terwujud," lanjutnya.
Politisi perempuan Partai kebangkitan Bangsa (PKB) asal
Kecamatan Giri ini menyarankan agar pemerintah daerah meminta tambahan jatah
pupuk subsidi ke pemerintah pusat melalui Pemprov Jatim.
Dia juga meminta Dinas Pertanian dan Pangan mengawasi
ketat pendistribusian pupuk bersubsidi, agar penyaluran pupuk subsidi bisa
tepat sasaran dan bermanfaat bagi para petani.
Ni'mah mendukung aparat keamanan untuk bertindak secara
tegas dalam membongkar sindikat mafia pupuk.
"Subsidi pupuk adalah bentuk keseriusan pemerintah
untuk membantu para petani, sekaligus menjaga ketahanan pangan. Dengan subsidi
pupuk diharapkan produktivitas tanaman dapat meningkat," tegasnya.
Ni'mah berencana akan ke Jakarta untuk mempertanyakan
pengurangan alokasi pupuk bersubsidi Kabupaten Banyuwangi kepada Kementerian
Pertanian, sekaligus mendesak penambahan kuota pupuk bersubsidi untuk petani di
Bumi Blambangan. (fat)