(Foto: Humas/kab/bwi)
KabarBanyuwangi.co.id - Pameran lukisan bertajuk "ArtOs Kembang Langit" resmi dibuka di Banyuwangi, Jumat (12/12/2021) malam. Pameran berlangsung hingga 18 Desember, di kompleks Gedung Juang 45, Banyuwangi.
Pembukaan pameran berskala nasional itu ditandai pemukulan gong oleh Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani didampingi ketua panitia Imam Maskun, bersama para tokoh seni lukis dan para seniman seperti kolektor dr Oei Hong Djien, dr Melani W. Setiawan, Nasirun, Nirwan Dewanto, Edi Sunaryo, dan Sujiwo Tejo.
Hadir pula anggota Dewan Pers, Agus
Sudibyo. Sementara Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa dan Menteri
Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartanto mengikuti secara virtual.
ArtOs Kembang Langit sendiri
berasal dari kata Art Os yang merupakan singkatan dari Artistika Osing. Semua
tahu Osing adalah suku (etnik) asli yang mendiami wilayah Banyuwangi. Osing
ditengarai sebagai suku campursari Jawa, Bali dengan sedikit Madura.
Sebuah campursari yang lantas
melahirkan unsur-unsur seni budaya yang kaya dan unik. Sementara “Kembang
Langit” bisa dimaknai sebagai bunga-bunga mekar yang menghiasi langit kehidupan
semua orang.
Di tiga lantai Gedung Juang
pengunjung akan disuguhkan berbagai seni rupa karya seniman Banyuwangi dan
berbagai daerah. Terdapat 120 karya seni. Tidak hanya lukisan,’terdapat karya
seni lain, seperti seni patung dan seni instalasi, dari 75 perupa juga
dipamerkan dalam ajang yang digelar untuk memeriahkan Hari Jadi Banyuwangi
(Harjaba) ke-250 tersebut.
Lukisan dari dua maestro seni lukis
Banyuwangi, almarhum Bani Amora dan Mozes Misdy, juga ditampilkan dalam pameran
tersebut.
"Pameran ini juga untuk kami
persembahkan untuk almarhum Bani Amora dan Mozez Misdy. Lukisan Bani Amora dan
Mozes Misdy yang dijunjung sebagai penggerak utama seni lukis modern
Banyuwangi, juga ditampilkan sebagai penanda sejarah. Ini sebagai bentuk
apresiasi kami bagi beliau," kata Imam.
Pameran ini juga dihadiri puluhan
pelukis dan perupa terkenal dari berbagai kota. Di antaranya adalah Koeboe
Sarawan, Nasirun, Raka Swasta, Masdibyo, Amor Pandawa Lima, Nyoman Sujana
Kenyem, Ketut Putrayasa, dan lainnya.
Dalam pembukaan tersebut juga
ditampilkan aksi monolog dari seniman dan budayawan Sujiwo Tejo bersama anak-anak
muda Banyuwangi. "Mereka (anak-anak muda Banywuangi) ini baru saya latih
tadi siang, dan langsung tampil malam ini," kata Sujiwo Tejo.
Sujiwo Tejo mengatakan, Artos
Kembang Langit sangat luar biasa. Bisa mendatangkan berbagai tokoh penting
dalam seni rupa Indonesia. "Ini luar biasa kolektor dan pengamat lukisan
dr Oei Ong Djien, pengamat dr. Melani, teman-teman pelukis seperti Nasirun dan
Nirwan Dewanto bisa datang ke sini. Ini sangat luar biasa," kata Sujiwo
Tejo.
"Ada daya tarik yang luar
biasa pada Banyuwangi. Ditambah lagi insfrastruktur Banyuwangi yang memadai,
ada penerbangan, dan lainnya. Karya-karya yang dipamerkan juga bagus, dan
menarik perhatian saya. Mudah-mudahan ini terus berlanjut tiap tahunnya,"
tambahnya.
Bahkan Sujiwo Tejo berkeinginan
untuk hadir lagi tahun depan dan akan ikut melukis di “Artos Kembang Langit”
berikutnya. "Kalau boleh saya usul, tema tahun depan tentang Ketuhanan.
Bagaimana cara berketuhanan yang asyik. Saya sudah membayangkan ingin melukis
di rumah Osing," ujar Sujiwo Tejo.
Sementara dr Oei Hong Djien mengaku
tidak menyangka Banyuwangi bisa menggelar pameran lukisan yang luar biasa. dr.
Oei Hong Djien atau yang lebih dikenal juga dengan panggilan OHD adalah seorang
kolektor asal Magelang, Jawa Tengah. Ia merupakan pendiri dan kurator OHD
Museum, sebuah museum seni rupa Indonesia modern dan kontemporer.
"Ini luar biasa, saya sangat
berterima kasih diundang ke Banyuwangi. Teman-teman pelukis juga banyak yang
hadir di sini. Banyuwangi telah memberikan perhatian yang besar pada seni
lukis," katanya.
Bupati Ipuk sangat mengapresiasi
apa yang dilakukan oleh seniman-seniman Banyuwangi. "Saya bersyukur event
ini mendapat apresiasi yang luar biasa dari tokoh-tokoh seniman di Indonesia.
Yang membuat saya bangga adalah event ini digelar oleh anak-anak muda
Banyuwangi. Ini menunjukkan Banyuwangi semakin siap menjadi sentra seni dan
budaya," kata Ipuk.
Ipuk mengatakan setiap tahun
menjelang Harjaba, Banyuwangi selalu rutin menggelar pameran seni lukis.
"Artos Kembang Langit bisa digelar rutin setiap tahunnya," katanya.
“Posisi Pemkab Banyuwangi sangat jelas, kami mendukung berbagai upaya menumbuhkembangkan seni budaya. Bagi kami, seni budaya juga berarti pendidikan karakter, yang akan membentuk karakter masyarakat bersuka ria dalam berbagai warna perbedaan,” pungkas Ipuk. (Humas/kab/bwi)