Dariatul Latifah, Guru Bahasa Using SDN 1 Pakis, Banyuwangi. (Foto: Dok/Pribadi)
KabarBanyuwangi.co.id - Awalnya tidak menyangka, jika akan ditunjuk sebagai salah satu Tim Penyusunan Kurikulum Bahasa Using (TPKBU). Duriatul Latifah yang lahir 17 Januari 1986, guru SDN 1 Pakis. Kecamatan Banyuwangi Kota mengaku senang mendapat amanah tersebut.
“Awalnya kaget, kemudian merasa senang dan bangga atas kepercayaan yang diberikan. Saya rasa ini merupakan anugrah dari Tuhan. Senangnya lagi, saya bisa mengasah ilmu serta tambah saudara,” ujar Latifah bangga.
Ibu dua anak ini, sudah lama mengenal senior-senior yang
berkiprah dalam pembelajaran bahasa Using. Semangat melestarikan agar bahasa
Using tidak mati semakin membara, saat berkumpul menjadi solid.
“Senang bisa berkumpul dengan orang-orang hebat, seperti
Apak Juwono, Apak Pras, Mak Wiwik, Mak Sri, Mak Hajjah Nanik, Mak Istiklah,
Mbok Heni, Mbok Herna, Mbok Nida, Mbok Istipada dan Mbok Ana. Ini Tim yang
sangat solid, teman seperjuangan dalam melestarikan bahasa Using,” ujar Latifah
seraya menyebutkan anggota Timnya.
Duriatul Latifah guru SDN 1 Pakis, bersama
teman guru lainya. (Foto: Istimewa)
Selama ini, Ibu dari Faruq Addar Afrian dan Fathir Ghifari
Afrian, mengaku belajar bahasa Using dari sejumlah literatur. Selain itu juga
sering mempraktekan dengan teman-temanya yang asli orang Using. Saat berinteraksi
dengan bahasa Using inilah, Latifah mengaku mendapatkan keasikan tersendiri.
“Bagi orang yang belum pernah mengenal bahasa Using,
mungkin agak susah. Mengingat tulisan dan ucapanya berbeda. Namun setelah kita
pelajari, ternyata bahasa Using ini asik dan unik. Terutama logat masing-masing
daerah, serta bunyi vokal rangkap atau diftongisasi,” kata istri Enggar Afrian
ini.
Latifah yang tinggal di Kelurahan Kertosari, Banyuwangi ini,
selalu menyiapkan materi ajar kepada siswa-siswinya sesuai kurikulum yang
berlaku. Sering membaca buku literatur tambahan, membca Kamus Bahasa Using.
“Bekal bahasa Using saya terus saya tingkatkan, karena
ingin anak didik selain bisa berbahasa Using dengan benar. Juga yang tidak kalah
pentinya, mereka bisa mencintai bahasa daerahnya sendiri dan ikut
melesatarikannya,” pungkas guru yang mengajar sejak tahun 2009 ini. (sen)