(Foto: Humas/kab/bwi)
KabarBanyuwangi.co.id - Selama bulan Ramadhan, pasar takjil marak digelar di Kabupaten Banyuwangi. Dikemas dalam balutan “Street Food Festival”, pasar takjil kali ini tak hanya ditemukan di pusat kota, tapi juga tersebar di berbagai kecamatan.
Warga Banyuwangi menyambut Ramadan ini dengan semarak. Pasar-pasar takjil bermunculan hampir di setiap desa di Banyuwangi. Beraneka kuliner dijajakan di sana, mulai makanan khas Banyuwangi, seperti kopyor roti dan pisang precet, juga makanan-makanan kekinian disajikan di sana.
“Ini momentum untuk menggeliatkan
perekonomian, khususnya di sektor kuliner. Mudah-mudahan pasar takjil Ramadan
ini bisa mendukung pertumbuhan ekonomi di Banyuwangi,” kata Bupati Banyuwangi
Ipuk Fiestiandani saat membuka salah satu sentra jajanan takjil di Street Food
Festival, jalan Brigjen Katamso, Kecamatan Banyuwangi, Minggu (3/4/2022).
Ada 90 pelaku UMKM yang membuka
stan di ruas jalan yang berlokasi di utara kantor DPRD Banyuwangi tersebut.
Mereka menjual aneka makanan serta minuman yang biasa disediakan untuk takjil.
Mulai makanan ringan seperti patola, kue bagiak, kolak, hingga aneka makanan
berat.
(Foto: Humas/kab/bwi)
Di pasar takjil ini jarak pedagang
ditata sehingga tidak sampai berdesakan. Para pengunjung berjalan kaki sehingga
lebih tertib. Para penjual makanan juga menyediakan fasilitas pembayaran
cashless untuk memudahkan pengunjung.
“Meski covid sudah melandai,
pastikan pedagang maupun pengunjung di semua pasar takjil tetap menerapkan
protokol kesehatan,” kata Ipuk.
Dalam kesempatan itu, Ipuk
menyempatkan menyapa secara virtual dengan para pedagang pasar takjil di lokasi
lain. Salah satunya menyapa penjaja makanan di Pasar Wit-witan, Kecamatan
Singojuruh. Pasar yang biasanya dibuka tiap Ahad pagi ini, khusus selama
Ramadan dibuka tiap sore hari.
Di kawasan kota, juga bermunculan
pasar takjil Ramadan. Tak kurang ada sepuluh lokasi sentra jajanan di kawasan
perkotaan. “Menyenangkan karena pusat jajanan tumbuh banyak. Jadi kita bisa
banyak pilihan, dan tidak harus berdesakan,” kata Desi Fahma, salah satu
pengunjung.
Ipuk kembali berpesan agar para
camat, kepala desa, dan lurah memastikan pelaksanaan pasar takjil di wilayahnya
berjalan tertib.
“Atur dengan baik. Jangan sampai
ada kerumunan. Juga jangan sampai ada penutupan jalan. Karena di sekitar pasar
Ramadan juga ada toko dan tempat usaha lain yang juga dimanfaatkan warga untuk
mencari rezeki,” pintanya.
(Foto: Humas/kab/bwi)
Dalam kesempatan itu, Ipuk juga
menekankan kepada seluruh pedagang yang berjualan di pasar takjil agar selalu
menjaga kualitas dan higienitas produknya.
“Kualitas bahan, proses pengolahan,
hingga penyajian harus diperhatikan. Pastikan kuliner yang dijual sehat dan
aman. Insha Allah akan lebih laris,” papar Ipuk.
Untuk memastikan hal tersebut,
Laboratorium Kesehatan Daerah (labkesda) juga turun memeriksa keamanan pangan
di berbagai lokasi pasar takjil Ramadan.
“Mobil labkesda rutin turun ke pasar takjil untuk memastikan makanan yang dijual di sana aman dikonsumsi. Jangan sampai ada makanan yang menggunakan bahan kimia berbahaya, misalnya pewarna yang bukan pewarna makanan, dan lain sebagainya,” ujar Ipuk. (Humas/kab/bwi)