
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani bersama salah satu peserta Festival Literasi Using. (Foto: humas/kab/bwi)
KabarBanyuwangi.co.id – Pemkab Banyuwangi berkomitmen terus
melestarikan bahasa daerah, termasuk Bahasa Using. Beragam cara dilakukan,
salah satunya dilakukan dengan rutin menggelar Festival Literasi Using yang
melibatkan pelajar SD hingga SMP setiap tahunnya.
Festival ini mendapat animo yang tinggi dari para siswa
Banywuangi. Mereka rata-rata mengaku senang bisa mengikuti “lomba bahasa
daerah” ini. Seperti yang diungkapkan oleh Ahmad Syauqi Ghifari, pelajar SDN 1
Kalibaru Wetan. Ahmad mengikuti lomba puisi.
“Saya berlatih selama dua minggu bersama guru. Agak susah,
tapi senang saja karena menambah kaya kemampuan bahasa saya. Anak sekarang
tidak boleh hanya bisa Bahasa Inggris, tapi perlu juga belajar bahasa daerah,
bahasa asli kita,” ujar Ghifari, pelajar kelas 5 tersebut.
“Di lingkungan saya memang banyak yang bahasa Jawa, saya
senang juga bisa ikut belajar Bahasa Using, bahasa asli Banywuangi,”
imbuhnya.
Festival Literasi Using yang berlangsung pada 1 November
2025 lalu ini diikuti 400 pelajar tingkat SD-SMP se-Banyuwangi. Kegiatan yang
memasuki tahun ke-5 pelaksanaan ini melombakan tujuh kategori. Yakni Nulis
Aksara (Menulis Kalimat Using), Tulis Cerpen, Moco Geguritan (Baca Puisi),
Nembang (Menyanyi), Ngewer (Stand Up Comedy) dan Ndongeng (bercerita). Khusus
untuk kategori SD, lomba ditambah satu kategori yakni Memengan Sandiworo
(Bermain Sandiwara).
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengatakan Bahasa Using
merupakan bagian dari kekayaan budaya Suku Using selain seni dan tradisinya
yang perlu terus dilestarikan. Terutama ditengah tantangan dominasi bahasa
nasional dan bahasa asing yang mulai dominan dalam keseharian anak-anak.
“Karenanya upaya pelestarian bahasa sejak dini dengan
melibatkan pelajar menjadi sangat penting untuk membangkitkan kembali kebiasaan
dan kebanggaan terhadap bahasa lokal,” kata Bupati Ipuk.
“Festival Literasi Using menjadi wujud nyata komitmen
melestarikan bahasa daerah melalui jalur pendidikan,”imbuhnya.
Ipuk pun menyampaikan apresiasi dan terima kasihnya pada
semua pihak yang telah terlibat dalam fesival. Mulai dari para guru dan orang
tua yang telah mendampingi anak-anak.
“Ini adalah ikhtiar kita bersama. Lewat festival Literasi
Using kita tidak hanya melestarikan budaya tapi dengan membangun literasi, kita
juga memupuk masa depan anak-anak yang lebih berkualitas dan cemerlang,”
ungkapnya.
Sebelumnya, Banyuwangi telah dua kali menerima penghargaan
dari Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) berkat
konsistensinya dalam upaya pelestarian bahasa Using. Penghargaan itu diterima
dalam Festival Tunas Bahasa Ibu Nasional (FBIN) pada tahun 2024 dan 2025.
Salah satu pemenang lomba Juara Satu kategori Mendongeng
tingkat SMP adalah Graceylla Alleynadyne Claudya Pesik, siswi kelas 8 SMPN 5
Banyuwangi. Ia membawakan dongeng dengan judul “Arak-arakan Kembang Ndog” atau
“Pawai Bunga Telur” yang menceritakan tradisi perayaan Maulid Nabi Suku Using.
“Syukur bisa menang. Keren juga menang lomba Bahasa Using,”
ujarnya.
Kepala Dinas Pendidikan Suratno menambahkan para juara
Festival Literasi Using nantinya akan dikirim untuk mengikuti lomba di Festival
Tunas Bahasa Ibu (FTBI) tingkat Provinsi Jawa Timur.
“Sejak tahun 2023, perwakilan dari Banyuwangi selalu menang
dan mewakili Propinsi Jawa Timur di tingkat nasional,” ungkapnya. (humas/kab/bwi)