(Foto: Humas/kab/bwi)
KabarBanyuwangi.co.id - Momentum Bulan Bung Karno yang
diperingati setiap Juni digunakan oleh Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani
untuk mengajak para pemuda bergotong royong bangun daerah. Hal ini disampaikan
saat membuka seminar bertajuk "Inspirasi Bung Karno untuk Banyuwangi
Rebound" di halaman Radio Blambangan, Banyuwangi, Selasa (28/6/2022).
"Kita harus bergotong royong untuk membangun daerah
kita tercinta ini. Karena inilah ajaran yang ditekankan oleh Bung Karno,"
ungkap Ipuk.
Lantas, Ipuk mengutip salah satu penggalan pidato Bung
Karno saat di hadapan sidang BPUPKI pada 1 Juni 1945. Demikian kutipan yang
dimaksud:
"Gotong-royong adalah pembantingan-tulang bersama,
pemerasan-keringat bersama, perjoangan bantu-binantu bersama. Amal semua buat
kepentingan semua, keringat semua buat kebahagiaan semua. Ho-lopis-kuntul-baris
buat kepentingan bersama! Itulah Gotong Royong!"
"Kutipan ini sangat dalam kalau kita hayati. Dengan bergotong royong inilah kunci untuk memajukan bangsa kita," imbuh Ipuk.
(Foto: Humas/kab/bwi)
Gotong royong itulah, lanjut Ipuk, yang menjiwainya
lahirnya tagline Banyuwangi Rebound. Hal ini sebagaimana tercantum dalam
pondasi dari tagline itu sendiri. "Pilar-pilar Banyuwangi Rebound ditopang
oleh partisipasi publik dan pelayanan publik yang baik. Pondasi ini adalah
perwujudan dari gotong royong antara pemerintah dan semua elemen
masyarakat," paparnya.
Seminar tersebut diisi oleh tiga narasumber. Di antaranya
adalah Kepala PCR Labkesda Banyuwangi dr. Roudhotul Ismaillya Noor, SpPK(K),
Ketua HIPMI Banyuwangi Dede Abdul Ghani dan penulis muda Ayung Notonegoro.
Ketiga narasumber menguraikan tentang tiga pilar Banyuwangi
Rebound yang dicanangkan Pemkab Banyuwangi. Mulai dari menangani pandemi,
pulihkan ekonomi dan merajut harmoni.
"Pilar-pilar Banyuwangi Rebound tersebut selaras dengan apa yang menjadi nilai-nilai pemikiran Bung Karno. Sebagaimana kita ketahui, arsitektur Banyuwangi Rebound sendiri ditopang oleh partisipasi publik. Ini sesuai dengan spirit gotong royong yang didengungkan oleh Bung Karno sendiri," ungkap Ayung Notonegoro.
(Foto: Humas/kab/bwi)
Hal ini diperkuat oleh dr Emil, panggilan akrab dr.
Ismaillya, Menurutnya penanganan pandemi di Banyuwangi tidak semata menjadi
tanggung jawab dari tenaga kesehatan. Tapi, menjadi tanggung jawab bersama
memastikan wabah tersebut tak meluas.
"Semuanya harus terlibat. Keterlibatan tersebut di
antaranya dengan mentaati protokol kesehatan dan mengikuti vaksinasi
lengkap," jelasnya.
Sementara itu, Dede Abdul Ghani lebih menyoroti dalam soal
pemulihan ekonomi. Apa yang dilakukan Pemkab Banyuwangi dengan memperkuat usaha
ultra mikro menjadi representasi dari cita-cita Bung Karno.
"Saat ini, pemerintah telah memberikan fasilitasi,
ekosistem usaha juga sudah terbentuk. Untuk itu, tinggal upaya kita secara
serius untuk bersama-bersama menggalakkan entrepreneurship guna mempercepat
pemulihan ekonomi," ujar Dede. (Humas/kab/bwi)