Gandrung Sewu Nusantara Live dari Berbagai Kota di IndonesiaDisbudpar Banyuwangi

Gandrung Sewu Nusantara Live dari Berbagai Kota di Indonesia

Para penari Gandrung Sewu Nusantara unjuk kebolehan di halaman depan Pendopo Sabha Swagata Blambangan. (Foto: Budi Osing)

KabarBanyuwangi.co.id - Pementasan Gandrung Sewu Nusantara yang digelar secara virtual dan dibawakan oleh ratusan penari tersebar di berbagai Kota di Indonesia dan Hongkong, sukses digelar pada, Minggu (19/12/2021) kemarin.

Sesuai data dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar), Kabupaten Banyuwang, sebanyak 23 kota di Indonesia, termasuk Hongkong yang menampilkan Tari Gandrung secara bersamaan.

 Antara lain; Kota Batam, Pekanbaru/Riau), Palembang, Lampung, Jambi, Medan, Surabaya, Malang, Jember, Jakarta Timur, Samarinda, Balikpapan, Banjarbaru, Tarakan, Denpasar, Kupang, Kendari, Mamuju, Jayapura, Nabire, Mimika, dan Sorong. 

Baca Juga :

Sementara di Banyuwangi, yang menjadi titik pusat pertunjukan tari Gandrung dibawakan oleh 75 orang penari hasil seleksi dari 25 Kecamatan. Mereka unjuk kebolehan di halaman depan Pendopo Sabha Swagata Blambangan, menjadi titik perhatian beberapa pejabat luar daerah yang secara khusus datang menyaksikan langsung.

Para pejabat luar daerah tersebut diantaranya; Ketua DPRD Provinsi Sumatra Selatan, R.A. Anita Noeringhati, Kepala Dinas Pariwisata Kota Palembang, Sulaiman Amin, Kepala Dinas Kebudayaan Kota Palembang, Isnaini Madani, Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi Kota Palembang, H. Edison, Wakil Wali Kota Jaya Pura, Ir. H. Rustan Sarru dan Ketua DPRD Kota Jaya Pura, Abisasi Rollo.


Para penari saat berfoto bersama seusai pertunjukan di halaman depan Pendopo Sabha Swagata Blambangan. (Foto: Budi Osing)

Sebagaimana dijelaskan panitia, para penari yang berpartisipasi dalam acara spektakuler lebih dari seribu orang penari. Namun tidak semuanya mengenakan busana Gandrung lengkap.

Menurut catatan panitia, yang berbusana Gandrung lengkap hanya sebanyak 349 penari. Sedang sisanya mengenakan kaos hitam bergambar Gandrung dan tetap menggunakan sampur. Itu dikarenakan keterbatasan busana Gandrung yang ada di daerah-daerah tersebut.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisarta Kabupaten Banyuwangi, MY Bramuda, menjelaskan, pergelaran tarian massal yang dilakukan secara virtual masih akan berlanjut.

“Semua penari yang tampil hari ini langsung dilakukan perekaman gambar dan akan dilakukan editing. Semua hasil editing itu akan diolah dengan cara rekayasa teknologi,” jelas Bramuda.

“Dan hasilnya akan dibuatkan ‘premier event’ yang akan ditayangkan nanti pada 28 Desember 2021 dan akan ditonton oleh seluruh penari Ikawangi yang terlibat pada hari ini,” pungkasnya. (bud)