(Foto: Humas/kab/bwi)
KabarBanyuwangi.co.id - Pemulihan
ekonomi dengan berbagai varian program terus digalakkan di Banyuwangi. Salah
satunya dengan menggerakkan kembali pasar rakyat tematik di berbagai wilayah.
Pasar-pasar rakyat digelar secara
temporal dan barang jualan tematik menjadi salah satu jurus yang dipilih. Hal
ini menjadi pengungkit ekonomi di level mikro. Dengan penjual yang berasal dari
kampung sekitar.
"Ada laju perekonomian yang
bergerak. Meski dalam skala mikro, tapi ini akan mampu memicu sektor-sektor
lain ikut bergerak," terang Ipuk.
Pasar-pasar rakyat dengan tematik
dagangan tertentu terbukti cukup berkembang di Banyuwangi sebelum adanya
Covid-19. Seperti pasar wit-witan di Alasmalang, Kecamatan Singojuruh, Pasar
Kampung Osing Kemiren dan Olehsari di Kecamatan Glagah, Arabian Street Food di
Kampung Arab, Kecamatan Banyuwangi dan sejumlah tempat lainnya.
(Foto: Humas/kab/bwi)
Setelah dua tahun berlalunya
Covid-19, sejumlah pasar kembali digeliatkan. Tentu saja dengan menerapkan
protokol kesehatan yang ketat. Selain pasar-pasar lama tersebut, juga muncul
sejumlah inisiasi baru. Salah satunya Pasar Cunduk Menur di Tegalarum.
“Ini adalah bagian dari gerakan
Banyuwangi Rebound, sebuah program multisektor untuk membawa Banyuwangi pulih
dari pandemi,” terang Ipuk.
Menurut Kepala Desa Tegalarum
Achmad Turmudi, inisiasi pasar tersebut berangkat dari upaya untuk merintis
pusat ekonomi baru. "Proyeksi saya, ini nantinya bisa menjadi pasar
permanen. Kita awali dari yang sederhana dulu," ungkapnya.
Gagasan tersebut disambut antusias
oleh warganya. Di antaranya datang dari Andriyani. Ia bersama lima orang
kawannya berjualan sejumlah makanan pelengkap. Seperti sambal pecel,
oseng-oseng pare, kripik pare, dan lain sebagainya.
"Senang bisa berjualan di
kampung sendiri. Membuka lapangan pekerjaan baru juga," terangnya.
(Foto: Humas/kab/bwi)
Hal yang sama juga diungkapkan oleh
Toyib, pedagang rujak. Pria yang berjualan rujak sejak 1997 itu, merasa senang
dengan keberadaan pasar tersebut. Hal tersebut dapat menjadi tempat baru
baginya untuk menjajakan dagangannya.
"Biasanya hanya buka di rumah
atau berdasarkan pesanan lewat WA (WhatsApp) saja," papar pria yang
dikenal dengan Rujak Lanang-nya.
Sementara itu, Ipuk juga
menambahkan, geliat pasar-pasar rakyat ini, akan terus didampingi oleh Pemkab
Banyuwangi. Tidak hanya dari sisi promosi, tapi juga dari sisi manajerial.
"Kita akan terus melakukan
pendampingan. Baik melalui dinas terkait atau dari pemerintah kecamatan.
Seperti halnya nanti diberikan pelatihan menejemen keuangan, pengemasan, dan
lain sebagainya. Jadinya, akan lebih berdaya dan bisa naik kelas," pungkas
Ipuk.
Sebelumnya, Wakil Bupati Sugirah juga baru saja meresmikan Pasar Kemantren, Desa/Kecamatan Gambiran. Di pasar tersebut dijual aneka makanan tradisional dan aneka produk kerajinan warga setempat. (Humas/kab/bwi)