Sumail Abdullah bersama Abdul Kadir saat meresmikan jembatan gantung di Desa Bulusari, Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi. (Foto: Istimewa)
KabarBanyuwangi.co.id – Anggota DPR RI, Sumail Abdullah terus bermanuver dalam momentum Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Banyuwangi. Bahkan, pergerakannya justru di luar dugaan dan cukup menggemparkan di pentas politik lokal.
Betapa tidak, Ketua DPC Partai Gerindra itu terus menggoda sederet figur untuk tampil bersama-sama menjadi pasangan calon (paslon) bupati dan wakil bupati Banyuwangi periode 2024-2029.
Dimulai saat dia menggoda H. Sugirah, wakil bupati saat
ini. Beberapa waktu lalu, pada momentum bulan puasa, tokoh asal Desa Watukebo,
Kecamatan Wongsorejo itu ingin mengajak H. Sugirah sebagai pendampingnya.
Meskipun tidak langsung vulgar, tetapi pernyataannya itu
mengindikasikan H. Sugirah cukup layak digaet demi kelangsungan Banyuwangi
lebih baik.
Hasilnya, bukan hanya pepesan kosong atau sekadar gimmic,
faktanya H. Sugirah malah mundur sebagai anggota plus kader PDI-P ketika proses
tahapan pilkada tengah berlangsung. Disebut-sebut, H. Sugirah kini pindah
haluan masuk dan menjadi bagian partai Gerindra.
Bukan hanya itu, Sumail Abdullah juga terang-terangan
mengajak KH. Ahmad Munib Syafaat, salah satu pengasuh pondok pesantren
Darussalam Blokagung untuk menjadi wakilnya. Sebab, Gus Munib, panggilan
akrabnya, dinilai memiliki kualitas yang mumpuni dilihat dari rekam jejaknya
yang mentereng dan jauh dari isu-isu miring.
Bahkan, Sumail dengan Gus Munib kerapkali saling
bersinergi. Tindak lanjut, Sumail Abdullah pun tampak bersilaturahmi di kediaman
KH. Hisyam Syafaat, selaku pengasuh utama di ponpes tersebut.
Dalam kesempatan itu, Sumail hadir bersama Abdul Kadir dan
diterima KH Hisyam dan Gus Munib. Mereka berbincang dan tentu keinginan Sumail
meminang Gus Munib agar bisa diterima.
Namun pada perkembangannya, keinginan dan harapan Gus Munib
yang notabene kader PKB maju dari partainya peluangnya kini mengecil.
Pasalnya, PKB telah mengumumkan KH. Moh Ali Makki Zaini
sebagai calon kepala daerah yang mendapatkan surat penetapan dari DPP PKB.
Sementara Gus Munib, tidak mendapatkan surat serupa.
Padahal, keluarga besar Ponpes Blokagung berjubel pengurus
PKB, di antaranya KH. Abdul Malik Syafaat yang notabene ketua DPC PKB dan
Nihayatul Wafiroh anggota DPR RI.
Situasi ini yang bisa mengubah keadaan. Sejurus kemudian,
Sumail Abdullah pun bergerak cepat. Dia pun justru memberikan pernyataan yang
mengejutkan sekaligus menggemparkan.
Dalam sebuah acara peresmian jembatan baru di Desa
Bulusari, Kecamatan Kalipuro, calon bupati ini malah mengumumkan Abdul Kadir
sebagai calon wakil bupati mendampingi dirinya.
Paslon SUKA (Sumail Abdullah-Abdul Kadir) dinilai bisa
menjadi magnet baru bagi rakyat Banyuwangi. Sumail menyebut, sosok Abdul Kadir
ini dianggap memiliki modal dan pengalaman yang cukup sebagai mantan birokrasi.
Pernah menjadi wakil bupati era Samsul Hadi periode
2000-2005. Kemudian membantu Abdullah Azwar Anas hingga 10 tahun kemudian
berperan aktif membantu Ipuk Fiestiandani sebagai bupati hingga Abdul Kadir
pensiun belum lama ini.
Slogan SUKA memang perlu digas pol. Walaupun, Gerindra di
Banyuwangi belum cukup modal untuk memberangkatkan paslon ke KPUD. Mengingat,
Gerindra hanya mengantongi 6 kursi.
Jika Sumail mampu menggaet dan meyakinkan parpol lain
berkoalisi, tidak menutup kemungkinan pasangan SUKA ini benar-benar daftar ke
KPUD.
Setidaknya, hadirnya dua tokoh ini bisa menjadi angin besar
bagi publik Banyuwangi. Minimal, jika hanya diisi dua jago di pertarungan bebas
pilkada, resistensi antar pendukung plus tim sukses sangat rentan gesekan
keras.
Sebaliknya, jika muncul tiga paslon, situasi bisa berbeda
minimal menjadi poros alternatif ketika ramai dan gencar pertarungan head to
head antara Ipuk Fiestiandani versus KH. Moh Ali Makki di pilkada nanti.
(Penulis:
Ali Nurfatoni, Sekretaris Forum Diskusi Dapil se-Banyuwangi)