(Foto: humas/kab/bwi)
KabarBanyuwangi.co.id –
Bertepatan dengan perungatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), Bupati
Banyuwangi Ipuk Fiestiandani meluncurkan program pendidikan Rintisan Desa
Tuntas Wajib Belajar 12 tahun (Rindu Bulan). Program ini memfasilitasi warga
untuk mengikuti pendidikan hingga setara SMA.
Rindu Bulan merupakan
penajaman dari berbagai inovasi pendidikan yang telah diluncurkan sebelumnya di
Banyuwangi. Seperti Gerakan Daerah Angkat Anak Putus Sekolah (Garda Ampuh),
Siswa Asuh Sebaya (SAS), uang saku dan uang transport bagi pelajar kurang
mampu, beasiswa Banyuwangi Cerdas, Banyuwangi mengajar, program Akselerasi
Sekolah Masyrakat (Aksara) dan masih banyak lainnya.
Program ini dilaksanakan
berbasis desa/kelurahan. Pada tahap awal, program ini menunjuk 26 desa/kelurahan
sebagai pilot project yang akan bergotong royong menuntaskan wajib belajar 12
tahun kepada semua warganya.
“Inovasi-inovasi yang selama
ini dijalankan, kita pertajam lagi dengan Rindu Bulan, harapannya
rata-rata lama sekolah dan rata-rata harapan sekolah di Banyuwangi terkerek
naik. Kami memfasilitasi anak-anak usia sekolah maupun warga dewasa yang belum
sempat menuntaskan pendidikan hingga setara SMA,” kata Ipuk usai upacara
peringatan Hardiknas 2023 yang dirangkai dengan peringatan Hari Otonomi Daerah
di halaman Kantor Pemkab Banyuwangi, Selasa (2/5/2023).
Ipuk didampingi Wakil Bupati
Banyuwangi Sugirah, beserta jajaran forum pimpinan daerah (forpimda) Kabupaten
Banyuwangi.
“Desa/kelurahan pilot project tersebut merupakan perwakilan dari tiap-tiap kecamatan se-Banyuwangi. Kami libatkan camat, kades, lurah, OPD, hingga tenaga pendidik untuk gerakkan program ini,” jelas Ipuk.
(Foto: humas/kab/bwi)
Ditambahkan Kepala Dinas
Pendidikan, Suratno, pemkab telah mengantongi data warga yang akan diintervensi
oleh program ini. Data tersebut hasil verifikasi antara datav yang ada di Dinas
Pendidikan dan desa.
Berdasar data tersebut, maka
akan dilakukan pendampingan ke warga oleh semua komponen di tiap
desa/kelurahan. Mulai guru, kepala sekolah, pengawas, korwilkersatdik, pusat
kegiatan belajar masyarakat (PKBM), hingga lembaga kursus dan pelatihan
(LKP).
"Mereka kami beri
tanggung jawab mengajak warga kembali mengikuti pendidikan, minimal setara SMA.
Kalau yang usia sekolah, kami kembalikan ke bangku sekolah," kata Suratno.
“Sementara untuk orang
dewasa, mereka akan diarahkan untuk mengikuti kejar paket B maupun C di PKBM.
Bahkan mereka juga bisa mengikuti kursus keahlian yang diminati di LKP
terdekat,” ungkap Suratno.
Dengan inovasi ini, Suratno
menargetkan, dalam dua tahun ke depan status pendidikan warga Banyuwangi akan
semakin meningkat. “Targetnya rata-rata lama sekolah di Banyuwangi bisa
meningkat. InsyaAllah dengan gotong royong banyak pihak, kita optimis bisa
mencapai target,” katanya.
Peringatan Hardiknas di
Banyuwangi sendiri berlangsung semarak. Selain upacara, juga diwarnai pameran
inovasi unggulan masing-masing sekolah, hingga penampilan seni budaya oleh
ratusan pelajar Banyuwangi.
Salah satunya, Ipuk menjajal sepeda listrik modifikasi karya siswa SMKN Glagah Banyuwangi. Ipuk juga melihat berbagai inovasi karya pelajar berbagai sekolah lainnya. Seperti, robot samurai karya siswa MTS 1 Banyuwangi, alat pendeteksi kebakaran karya siswa SMPN 1 Banyuwangi dan masih banyak lainnya. (humas/kab/bwi)