Lapak pedagang sembako di Pasar Banyuwangi. (Foto: Istimewa)
KabarBanyuwangi.co.id - Dinas Koperasi Usaha Mikro dan Perdagangan (Diskop UMP) Kabupaten Banyuwangi menyebut pasokan minyak goreng menipis, sehingga mempengaruhi harga jual.
Diketahui, harga minyak goreng curah maupun kemasan mengalami kenaikan dalam beberapa hari terakhir. Harga minyak goreng curah yang semula seharga Rp. 17 ribu per liter, kini naik menjadi Rp. 28 ribu per liter. Harga minyak goreng kemasan bermacam merek juga naik hampir dua kali lipat.
Kondisi ini membuat para pembeli maupun pedagang minyak goreng mengeluh, dan berharap harga minyak goreng curah maupun minyak goreng kemasan kembali normal.
Plt Kepala Dinas Koperasi Usaha Mikro dan Perdagangan (Diskop-UMP), Nanin Oktaviantie menyebut kenaikan itu sudah terjadi sejak dua minggu lalu. Untuk minyak goreng curah malah sudah hampir sebulan lalu terjadi kenaikan harga.
Plt Kepala Dinas Koperasi Usaha Mikro dan Perdagangan (Diskop-UMP), Nanin Oktaviantie. (Foto: Fattahur/Dok)
"Ada beberapa faktor pemicu naiknya harga minyak
goreng di pasaran, yakni stok mulai menipis. Pemicu lain yakni karena sebentar
lagi momen perayaan Natal dan Tahun Baru. Harga kebutuhan bahan pokok akan naik
setiap terjadi momen penting atau hari besar," kata Nanin dikonfirmasi via
teleponnya, Rabu (3/11/2021).
Dinas, kata dia, tidak akan tinggal diam. Pihaknya akan
melakukan pemantauan di pasar dan berupaya menggandeng sejumlah stakeholder
untuk mengadakan kegiatan pasar murah di sejumlah titik wilayah Banyuwangi.
"Biasanya rutin kita lakukan saat mendekati hari-hari
besar, seperti Hari Raya Idul Fitri dan Tahun Baru. Tujuannya agar masyarakat
bisa membeli kebutuhan pokok dengan harga yang lebih murah dan harga bisa kembali
stabil," tandasnya. (fat)