Plt Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, Mujito. (Foto: Fattahur)
KabarBanyuwangi.co.id - Kasus stunting atau gagal tumbuh anak di Kabupaten Banyuwangi, mengalami peningkatan. Ada beberapa faktor yang menyebabkan meningkatnya stunting.
Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi dr. Widji Lestariono melalui Plt Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, Mujito mengatakan, Dinas Kesehatan mencatat kasus stunting di Banyuwangi pada tahun 2020 mencapai 8,2 persen atau 7.909 anak berusia lima tahun kebawah yang tersebar di 25 kecamatan se Banyuwangi.
"Angka ini mengalami kenaikan sebesar 0,1 persen jika
dibandingkan dengan angka stunting pada tahun 2019 sekitar 8,1 persen atau
sebanyak 7.527 anak," ungkap Mujito, Selasa (2/3/2021).
Naiknya kasus stunting ini, Mujito menyebut, merupakan
imbas Covid-19. Menurutnya, di masa pandemi Covid-19 aktivitas sosial serba
dibatasi. Sehingga menghambat aktivitas ekonomi warga yang selanjutnya
berdampak pada peningkatan angka stunting.
Selai itu, lanjut Mujito, faktor lain penyebab stunting
pada anak tidak hanya karena kekurangan gizi yang berdampak pada pertumbuhan
tubuh dan otak, selama periode awal pertumbuhan dan perkembangan anak. Tetapi
juga karena penyakit bawaan, serta rendanya pengetahuan mengenai kesehatan ibu
dan anak.
"Setelah kita lihat beberapa memang penyebabnya karena
penyakit bawaan, sehingga tidak bisa tumbuh secara normal. Juga faktor
kurangnya pengetahuan orang tua dimana balita keseringan diberi makanan yang
kurang bergizi, seperti makanan ringan siap saji," bebernya.
Pemberian gizi terhadap anak tidak harus mahal. Cukup
dengan mengkonsumsi telur dan ikan laut bisa mencegah stunting pada anak.
Hingga kini, Dinas Kesehatan Banyuwang terus berupaya
menekan jumlah kasus stunting. Seperti halnya, meningkatkan pemeriksaan
kesehatan pada anak.
"Apalagi di tahun 2021, selain Covid-19 pemerintah
juga fokus menangani stunting. Jadi ini merupakan momentum untuk lebih menekan
angka stunting di Banyuwangi," pungkasnya. (fat)