Hutan di Kawasan Gunung Merapi Banyuwangi terbakar. (Foto: Screenshot video amatir warga)
KabarBanyuwangi.co.id - Kebakaran hutan melanda kawasan Gunung Merapi Ungup-ungup di Kabupaten Banyuwangi. Si jago merah melalap beberapa jenis tumbuhan seperti alang-alang dan pakis.
Kepala Seksi Konservasi BKSDA Wilayah V Banyuwangi Dwi Putro Sugiarto membenarkan peristiwa kebakaran di sekitar puncak Merapi Ungup-ungup tersebut.
Menurutnya, kebakaran sudah berlangsung sejak kemarin, karena
api terus menjalar ke lahan lainnya. Hingga saat ini, api belum berhasil
dipadamkan sepenuhnya.
"Sementara ini teman-teman RKW 18 Kawah Ijen bersama
Perum Perhutani KPH Banyuwangi barat memantau dari perkebunan Kaliklatak,"
kata Dwi, Jumat (11/8/2023).
Pihaknya belum bisa memastikan luasan lahan yang terbakar
karena api masih terus merambat. Petugas kesulitan memadamkan, karena
terkendala medan yang susah dijangkau.
"Topografi sulit (dijangkau). Kami mendapat informasi
apa merambat dari kawasan hutan lindung Perhutani ke Merapi Ungup-ungup kemarin
pagi," kata Dwi.
Kepala Pos Taman Wisata Alam Kawah Ijen Sigit Haribowo
menambahkan, terdapat dua titik lokasi kebakaran, yakni sisi timur dan barat
Merapi Ungup-ungup.
Petugas dari BBKSDA, Perum Perhutani Banyuwangi dan aparat
kepolisian disiagakan untuk melakukan pemantauan.
"Kami melakukan pemantauan hari ini dan besok. Kami
baru bisa mengambil tindakan setelah melakukan pemantauan," ujarnya.
Dia menyebut, kebakaran terjadi di area lahan vegetasi yang
sebagian besar alang-alang dan pakis. Kedua jenis tumbuhan tersebut memang
mudah terbakar.
"Memang mudah terbakar. Karena terakhir kebakaran itu
2018. Jadi ada penumpukan tanaman mudah terbakar selama 4 tahun,"
sambungnya.
Menurut Sigit, lokasi kebakaran saat ini berjarak sekitar
2-4 meter dari puncak Kawah Ijen.
"Jadi asap itu menjauh dari pengunjung. Cuma di malam
hari asap membumbung ke atas. Kalau pukul 10 sampai sore arah angin ke utara,
sehingga aman untuk aktivitas kunjungan," sambung dia.
Sementara untuk upaya pemadaman, lanjut Sigit, pihaknya
tetap akan memprioritaskan keamanan dan melihat pergerakan api.
"Kalau pemadaman api secara manual akan sulit
dilakukan karena topografi lokasi kebakaran yang ekstrem. Perjalanan kesana
kurang lebih 4-5 jam. Mungkin kami bisa menghentikan api dari lokasi yang bisa
dijangkau," kata dia. (fat)