Pemberdayaan Masyarakat Inklusi Lewat Program Tepat Pembiayaan BTPN SyariahBTPN Syariah

Pemberdayaan Masyarakat Inklusi Lewat Program Tepat Pembiayaan BTPN Syariah

BTPN Syariah beri pendampingan dan pelatihan kepada ibu-ibu nasabah di Sentra Cinta, Desa Cantuk, Kecamatan Singojuruh, Banyuwangi. (Foto: Fattahur)

KabarBanyuwangi.co.id -  PT BTPN Syariah Tbk memberikan akses keuangan berupa pembiayaan kepada nasabah di segmen ultra mikro melalui program Tepat Pembiayaan Syariah. Sasaran utamanya adalah masyarakat inklusi.

Sejak 2011 mengembangkan bisnis di Kabupaten Banyuwangi, BTPN Syariah hingga kini telah menggaet sebanak 35.176 nasabah. Mayoritas adalah ibu-ibu. Mereka terbagi dalam 2.759 sentra yang tersebar di 25 kecamatan.

Sentra-sentra tersebut sekaligus menjadi wadah utama BTPN Syariah dalam memberdayakan ibu-ibu dengan berbagai program pelatihan sesuai kebutuhan nasabah.

Baca Juga :

Pihak bank juga memberikan pelayanan dan pendampingan yang diadakan setiap dua minggu sekali dalam Pertemuan Rutin Sentra (PRS). Di dalam PRS tersebutlah, para nasabah melakukan transaksi keuangan dan angsuran, serta menabung.

Hal itu disampaikan Corporate & Marketing Communication Head BTPN Syariah Ainul Yaqin usai memantau langsung pertemuan rutin sentra (PRS) nasabah di Desa Karangrejo, Kecamatan Blimbingsari dan Desa Cantuk, Kecamatan Singojuruh, Banyuwangi pada Kamis (10/8/2023).

"PRS setiap dua minggu sekali ini menjadi agenda rutin nasabah. PRS sekaligus menjadi wadah berkumpulnya ibu-ibu saling bertukar informasi," kata Ainul didampingi pejabat BTPN Syariah lainnya.

Perkumpulan ibu-ibu dalam pertemuan sentra tersebut juga menjadi jaminan untuk mendapatkan pembiayaan tanpa agunan dari bank yang mendapat peringkat AAA (idn) dari Fitch Ratings tersebut.

Syarat lainnya yang wajib dipenuhi untuk disetujui menjadi nasabah BTPN Syariah pun sangat mudah, cukup menyertakan KTP, KK, dan persetujuan keluarga sebagai saksi dari masing-masing nasabah.

Ainul mengungkapkan, program Tepat Pembiayaan Syariah berfokus pada pembangunan karakter dan kebiasaan-kebiasaan baik nasabah. 

BTPN Syariah memantau langsung Pertemuan Rutin Sentra (PRS) ibu-ibu nasabah di Desa Karangrejo, Kecamatan Blimbingsari, Banyuwangi. (Foto: Fattahur)

Oleh karenanya, para nasabah ditekankan untuk menerapkan empat perilaku unggul BDKS, yakni Berani berusaha, Disiplin dalam berkumpul, Kerja keras dan kompak, dan Saling mendukung satu sama lain.

"Dalam setiap pertemuan, kita juga menanamkan semangat 'Hadir tepat waktu, Angsuran lancar, memiliki Usaha, dan Solidaritas atau disingkat HAUS," sambungnya.

Melalui akses pembiayaan tanpa agunan tersebut tentu menjadi angin segar bagi keluarga pra sejahtera untuk membangun perekonomian pasca pandemi Covid-19.

Ainul optimis pembiayaan BTPN Syariah bisa terus tumbuh setiap tahunnya. Dengan membangun sarana dan prasarana yang dinilai berbeda dengan perbankan pada umumnya untuk memastikan produk dan layanan efektif serta efisien melayani keluarga pra sejahtera.

Salah satu nasabah, Punirah mengaku terbantu dengan adanya program dari BTPN Syariah. Ia telah bergabung sejak 2011, dan dipercaya sebagai Ketua Sentra Pendarungan Mawar di Desa Karangrejo.

Mulanya ia meminjam modal Rp. 2 juta untuk mengembangkan usaha perkayuan di rumahnya. Berkat kemudahan serta pelatihan yang diberikan petugas bank, ia kini mampu membuka bisnis lain di bidang pertanian.

Berkat usahanya yang terus tumbuh, Punirah kini memperoleh pembiayaan Rp. 27 juta. Bahkan ia sukses menginsipirasi 34 nasabah yang menjadi anggota sentranya.

"Pembiayaan modal yang saya dapat, selain untuk mengembangkan usaha, juga untuk sehari dan biaya sekolah anak," ujarnya.

Kepala Desa Karangrejo, Subandriyo berharap agar warganya yang menjadi nasabah BTPN Syariah, bisa terus termotivasi untuk mengembangkan usahanya.

"Sentra ini sudah berdiri sejak 2011, hubungan baik dan kerja sama yang terbangun selama ini harus terus dijaga," pesannya.

Ibu-ibu nasabah menunjukkan buku tabungan BTPN Syariah. (Foto: Fattahur)

Nasabah lainnya, Nasipah (47) mengaku senang bergabung dengan BTPN Syariah. Sejak 2011 menjadi nasabah, ia sukses merintis usaha toko kelontong dan kuliner.

Dengan usahanya yang terus berkembang itu, ia bisa berangkat umroh ke tanah suci berkat dukungan BTPN Syariah.

"Pokoknya BTPN Syariah ini enak banget, pinjaman tanpa agunan, juga nggak ribet. Saya senang sekali, merasa terbantu," ungkap Ketua Sentra Cinta di Desa Cantuk.

Business Coach Banyuwangi, BTPN Syariah, Joko Ibnu Susanto menambahkan, hingga saat ini nasabah di Banyuwangi mencapai 35.176, terbagi dalam 2.759 sentra.

Mereka diberi pendampingan dan pelatihan untuk peningkatan kapasitas dalam bidang kesehatan, pengetahuan kewirausahaan dan lingkungan.

"Sejauh ini di Banyuwangi pembiayaan terkecil Rp. 2 juta dan terbesar Rp. 100 juta," ungkapnya.

Selain pembiayaan, lanjut Ibnu, melalui pendampingan dan pelatihan di sentra nasabah, terbukti mampu meminimalisir kredit macet. "Di Banyuwangi, total pembiayaan yang telah dikucurkan sebesar Rp. 111 miliar," kata Ibnu. (fat)