Ratusan kambing milik kelompok ternak binaan PT BSI. (Foto: Istimewa)
KabarBanyuwangi.co.id – Berkat sentuhan PT Bumi Suksesindo (PT BSI), peternak kambing di sekitar tambang emas makin berkembang dan lebih inovatif.
Pada 2018 silam, PT BSI melalui program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) atau Corporate Social Responsibility (CSR) menyalurkan 80 ekor kambing kepada 4 kelompok peternak.
"Pada 2028, masing-masing kelompok beranggotakan 10
orang, mendapat 20 ekor kambing,” kata Hari Setio Budi, Community Relation
Officer PT BSI, Rabu (12/6/2024).
Sejak 2018, anak perusahaan PT Merdeka Copper Gold Tbk (PT
MCG) intens melakukan pendampingan. Setelah dua tahun dikembang biakkan,
kambing indukan disumbangkan kepada kelompok peternak lainnya.
Selama melakukan pendampingan, perusahaan yang beroperasi
di Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi itu, juga menggandeng
Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) setempat.
Walhasil, jumlahnya penerima manfaat kini berkembang
menjadi 14 kelompok dengan 200-300 anggota dan total kambing yang diternakkan
telah mencapai ratusan.
Salah satu binaan PT BSI yang sukses mengembangkan ternak
kambing yakni kelompok peternak “Rawa Jaya” di Kampung Roworejo, Dusun Pancer,
Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran.
"Kami menerima program dan mendapat dampingan PT BSI,
sejak 2018. Saat ini kambing kami sudah banyak, kurang lebih 670 ekor dan punya
34 orang anggota,” kata Sujiono, Ketua Kelompok Peternak Kambing Rawa Jaya.
Dia bercerita, selain fasilitas kesehatan ternak, mereka
juga didorong untuk lebih inovatif. Salah satunya dalam penyediaan pakan ternak
fermentasi.
“Ternyata sangat efektif, buatnya gampang, dapat memenuhi
kebutuhan gizi kambing dan bisa disimpan sampai enam bulan,” ungkapnya.
Hebatnya lagi, PT BSI mampu membuat para peternak makin
berdaya. Mereka juga memfasilitasi pembuatan pupuk organik secara fermentasi
dari kotoran kambing.
Langkah ini menjadi gebrakan dukungan kongkrit terhadap
program pemerintah disektor pertanian. Khususnya dalam upaya pemulihan
kesuburan tanah dengan menerapkan penggunaan pupuk organik.
“Dalam sebulan, kita mampu memproduksi sekitar 10 ton pupuk
organik,” cetusnya.
Pupuk organik ini tak hanya bermanfaat bagi kebun naga milik para peternak, tapi juga membuka peluang usaha baru bagi mereka.
“Sangat
bermanfaat, mengingat pupuk bersubsidi, seperti NPK, urea dan Phonska saat ini
terbatas hingga langka,” ujarnya. (red)