Kemacetan di Ketapang Hambat Perekonomian, Anggota DPR RI Desak Pengoperasian Kembali Kapal Eks LCTAnggota DPR RI Bambang Haryo

Kemacetan di Ketapang Hambat Perekonomian, Anggota DPR RI Desak Pengoperasian Kembali Kapal Eks LCT

Anggota Komisi VII DPR RI, Bambang Haryo Soekartono ngobrol dengan sopir di area parkir Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi. (Foto: Fattahur)

KabarBanyuwangi.co.id – Anggota Komisi VII DPR RI, Bambang Haryo Soekartono mengharapkan persoalan kemacetan panjang di Pelabuhan Ketapang Banyuwangi tidak terulang kembali.

Kemacetan panjang selama beberapa hari di pelabuhan tersebut terjadi setelah sejumlah kapal eks Landing Craft Tank (LCT) dilarang beroperasi sementara karena proses inspeksi. Kebijakan itu dikeluarkan Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Tanjungwangi.

Bambang mendesak agar kapal-kapal tersebut diaktifkan kembali. Hal ini diutarakan politisi Partai Gerindra tersebut sewaktu melakukan kunjungan kerja di Pelabuhan Ketapang pada Jumat (18/7/2025).

Baca Juga :

“Saya menginginkan kejadian kemacetan ini segera diselesaikan. Kapal-kapal itu harus kembali dioperasikan, karena semuanya sudah melalui proses regulasi pemerintah, bahkan diawasi setiap kali akan berangkat, bukan hanya setahun sekali,” tegas Bambang.

Menurut Bambang, seluruh kapal dan sumber daya manusia yang ada di kapal itu sudah diregulasi oleh pemerintah dan sudah melewati tahapan sertifikasi.

"Setiap kali keberangkatan kapal, pemerintah mengeluarkan Surat Persetujuan Berlayar (SPB). Dan di dalam syarat SPB itu, semua surat dan kelaikan kapal itu dijadikan pedoman layak dan tidaknya kapal untuk berlayar, termasuk muatan yang dibawa," kata Bambang.

Dari sisi kelaikan, lanjut Bambang, sudah dikeluarkan sertifikat kesempurnaan yang mengacu pada Solas (Safety Of Life At Sea) dan diratifikasi Organisasi Maritim Internasional (IMO).

"Hanya Indonesia yang melakukan itu. Jadi Indonesia regulasinya sudah sangat ketat. Jadi kapal-kapal ini sudah lulus uji petik," kata Bambang.

Bambang menyebut, penundaan keberangkatan 15 kapal eks LCT itu justru memicu dampak serius, termasuk antrean kendaraan yang mengular di jalur arteri menuju Pelabuhan Ketapang.

"Mereka antre sampai dua hari hanya untuk menyeberang. Barang-barang yang dibawa, seperti bawang, berambang, dan kebutuhan pokok lainnya, jadi rusak. Kerugian ekonominya sangat besar,” ungkapnya.

Kondisi ini, lanjut Bambang, bertentangan dengan semangat pemerintahan Presiden Prabowo Subianto yang sedang gencar mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

Dampak kemacetan di Pelabuhan Ketapang juga bisa mencoreng citra pariwisata Indonesia di mata dunia. Menurutnya, banyak wisatawan asing yang menggunakan jalur Ketapang-Gilimanuk menuju Bali, sehingga kemacetan panjang menjadi potret buruk pelayanan transportasi nasional.

“Seakan-akan transportasi ke Indonesia ini buruk banget. Ini tidak boleh terjadi kedepannya. Maka dari itu, saya mengimbau kepada Kementerian Perhubungan untuk segera mengoperasikan kapal-kapal itu kembali,” pintanya tegas. (fat)