Anggota Komisi VII DPR RI Dorong Pemerintah Garap Transportasi Publik dan Logistik Secara MerataAnggota DPR RI Bambang Haryo

Anggota Komisi VII DPR RI Dorong Pemerintah Garap Transportasi Publik dan Logistik Secara Merata

Anggota Komisi VII DPR RI, Bambang Haryo Soekartono saat meninjau PT INKA Banyuwangi. (Foto: Fattahur)

KabarBanyuwangi.co.id – Anggota DPR RI, Bambang Haryo Soekartono menyebutkan PT Industri Kereta Api (INKA) memiliki potensi besar untuk menopang kebutuhan transportasi perkeretaapian dalam negeri.

Ia berharap para pelaku jasa transportasi agar membeli kereta buatan lokal demi mewujudkan kemandirian teknologi di Indonesia. Hal ini disampaikan Bambang saat berkunjung ke PT INKA Banyuwangi, Jumat (18/7/2025).

"INKA telah membangun pabrik kereta di Banyuwangi. Lokasinya strategis dekat dengan jalur pelayaran internasional (ALKI), sehingga sangat mendukung kegiatan ekspor. Dari total 80 hektare lahan, baru 10 hektare yang dimanfaatkan. Kapasitas produksinya pun bisa mencapai 200 gerbong, dan akan ditingkatkan dua kali lipat," kata Bambang.

Baca Juga :

Menurut Bambang, Indonesia adalah satu-satunya negara di Asia Tenggara yang memiliki industri kereta api. Oleh karenanya pemerintah harus memberikan dukungan maksimal, termasuk memprioritaskan pengadaan kereta api dari INKA.

"Selama kapasitas INKA belum overload, baik KAI maupun pemerintah harus sebisa mungkin membeli kereta buatan INKA. Karena ini soal hilirisasi kemandirian teknologi, yang sejalan dengan visi Pak Presiden Prabowo Subianto," tegasnya.

Bambang menekankan pentingnya sinergi antar BUMN. Ia berharap seluruh kebutuhan kereta dipesan dari INKA agar uang negara tidak mengalir ke luar negeri, sekaligus menciptakan lapangan kerja dan sarana pembelajaran teknologi bagi anak-anak bangsa.

Apalagi nantinya, lanjut Bambang, Indonesia akan menghadapi bonus demografi dimana tenaga-tenaga produktif akan naik hampir dua kali lipat di tahun 2035. "Ini kesempatan dengan adanya industri yang sudah terbangun megah dan produksinya sedemikian hebatnya ini, manfaatkan," sambungnya.

Politisi dari Fraksi Partai Gerindra itu juga menyoroti perlunya pengembangan kereta api, khususnya kereta commuter di daerah seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sumatera masih kekurangan armada kereta.

“Rute Solo ke Semarang, Solo ke Jogja itu masih kurang. Di Jakarta, sekitar 50 persen jam operasional masih overload. Berikutnya di Jawa Timur, dari Surabaya ke Malang dan Blitar juga butuh tambahan kereta. Dulu zaman Belanda ada lebih dari 20 trainset, dan sekarang ini sangat minim, mungkin nggak sampai 10 trainset,” ungkapnya.

Bambang menyebut Sumatera juga sangat membutuhkan konektivitas kereta api. Dengan jumlah penduduk terbesar kedua di Indonesia, wilayah ini memiliki potensi besar yang belum sepenuhnya tergarap.

Di zaman Belanda hingga pemerintahan era Soeharto, rel yang sudah dibangun sekitar 2.500 kilometer, tinggal 1.000 kilometer lagi untuk mengkoneksikan jalur kereta api di Sumatra.

"Tuntaskan 1.000 kilometer ini, dengan begitu maka ekonomi di wilayah Sumatera akan menggeliat. Daripada membangun kereta cepat dari Surabaya-Jakarta, karena anggarannya mencapai triliunan," kata Bambang.

"Jadi ini yang harus di segera kita tuntaskan. Transportasi publik super massal harus ada di Sumatera, dan transportasi logistik super masal harus juga ada di Sumatera. Dan ini tidak boleh membuat di mana-mana, membuatlah di INKA," pungkasnya. (fat)