Ratusan jemaah salat istisqa di Taman Blambangan, Banyuwangi. (Foto: Fattahur)
KabarBanyuwangi.co.id - Ribuan warga Banyuwangi melaksanakan salat Istisqa secara serentak di puluhan titik yang tersebar di 25 kecamatan. Pelaksanaan salat sunnah itu dilakukan agar Bumi Blambangan dilimpahi hujan.
Di pusat kota, salat Istisqa digelar di Taman Blambangan. Ada sekitar 500 jemaah, mulai dari Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani turut menjadi jemaah, termasuk juga para aparatur sipil negara, tokoh agama, TNI, Polri, dan warga sekitar.
Sementara di kecamatan lain, salat Istisqa digelar di ruang terbuka hijau. Salat serupa juga diadakan di sekolah-sekolah SMA sederajat se-Kabupaten Banyuwangi.
"Ini ikhtiar kami semuanya untuk meminta kepada Allah SWT untuk diberikan rezeki yang berbentuk hujan," kata Ipuk.
Selain salat Istisqa, kata Ipuk, beberapa upaya mengatasi kekeringan juga telah
dijalankan selama musim kemarau berkepanjangan dampak el nino.
Upaya yang dilakukan, diantaranya Pemkab telah mengirim puluhan tangki air
bersih ke beberapa daerah sejak puncak musim kemarau melalui PUDAM.
Lahan-lahan persawahan juga telah dicukupi kebutuhan airnya melalui
pendistribusian bergilir dari dam-dam.
"Alhamdulillah untuk stok air, sebenarnya di Banyuwangi mencukupi. Tapi
harus ada pembagian di beberapa daerah yang tidak memiliki sumber air,"
tuturnya.
Ipuk berterima kasih kepada para tokoh agama dan masyarakat yang ikut serta
dalam salat Istisqa. Ia berharap, kemarau yang telah berlangsung selama
beberapa bulan ini bisa segera berlalu.
"Memang sudah cukup lama Banyuwangi tidak hujan. Semoga Allah SWT kabulkan
doa kami semua," ujarnya.
Ipuk juga berharap, kekeringan yang terjadi selama kemarau berkepanjangan dapat
memberikan hikmah. Solidaritas dan rasa saling peduli diharapkan bisa terpupuk
antarwarga.
Sementara itu, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Banyuwangi KH. Moh
Yamin mengatakan, salat Istisqa digelar sebagai respons atas keluhan
masyarakat.
Musim kemarau berkepanjangan akibat el nino membuat banyak warga mengeluh.
Utamanya para petani di daerah sentra pertanian.
Salat Istisqa yang digelar secara serempak merupakan yang pertama dalam
beberapa tahun terakhir. Pada musim kemarau sebelum-sebelumnya, dampak yang
dirasakan warga lebih minim.
"Karena tahun ini kan ada el nino dan hawa panasnya itu melebihi panas
pada musim kemarau yang lalu-lalu. Kami menangkap keluhan masyarakat dan
menyampaikan inisiasi ini ke pemerintah daerah dan disambut positif,"
sambung Yamien.
Dengan salat Istisqa, ia berharap, nikmat berupa hujan akan segera turun di
Banyuwangi. "Kami meminta kepada Allah SWT untuk menurunkan rahmatnya berupa hujan.
Sebenarnya rahmat dari Allah SWT selalu mengalir setiap waktu. Tapi untuk saat
ini, kami meminta rahmat berupa hujan," tuturnya. (fat)