KMP Tunu Pratama Jaya sebelum tenggelam. (Foto: Screenshot video amatir/Dok)
KabarBanyuwangi.co.id – Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) tengah melakukan investasi tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di perairan Selat Bali.
Ketua KNKT, Soerjanto Tjahjono mengonfirmasi bahwa saat kejadian, kapal dikemudikan oleh nahkoda pengganti atau Mualim I. Temuan ini ia peroleh setelah mengorek keterangan dari beberapa awak kapal dan korban selamat.
"Nahkoda nggak bisa 24 jam kerja. Jadi kalau sedang
istirahat, Mualim I naik untuk mengemudikan kapal. Di daerah sini ada istilah
‘nahkoda pengganti’, tapi secara struktural, penanggung jawab tetap satu, yakni
nahkoda utama,” kata Soerjanto kepada wartawan, Selasa (8/7/2025) malam.
Meski kapal sempat dikendalikan oleh Mualim I, kata
Soerjanto, seluruh pertanggungjawaban tetap berada di tangan nahkoda utama,
yang hingga kini belum ditemukan dan masih dalam pencarian.
KNKT saat ini tengah melakukan analisa awal serta
mengumpulkan data-data yang dibutuhkan untuk mengungkap kronologi kejadian
secara utuh.
“Belum bisa disimpulkan faktor utama penyebab kecelakaan
ini. Kami masih analisa apakah ada kelelahan, masalah organisasi, atau faktor
lain. Saat ini kami fokus mengumpulkan data faktual dulu,” jelasnya.
KNKT juga memeriksa catatan docking KMP Tunu Pratama Jaya pada Oktober 2024, termasuk hasil temuan saat itu dan operasional kapal setelahnya hingga hari kecelakaan.
Soerjanto menyebut, dari laporan awal cuaca seharusnya tidak menjadi faktor dominan karena para kru semestinya sudah memahami kondisi gelombang. Namun, keterangan saksi mata menyebutkan bahwa gelombang cukup tinggi saat kejadian.
“Kalau faktor cuaca harusnya tidak. Tapi tetap nanti akan kami analisa di Jakarta setelah semua data dari lapangan terkumpul,” tambahnya.
Ketua
KNKT, Soerjanto Tjahjono. (Foto : Firman/Dok)
Dalam situasi genting itu, Mualim 1 disebut langsung membangunkan nahkoda utama dan memerintahkan para penumpang mengenakan pelampung. Tak lama kemudian, kemudi kapal kembali diambil alih oleh Agus Slamet.
Hingga saat ini, pencarian terhadap nahkoda Agus Slamet
dan sisa penumpang yang belum ditemukan masih dilakukan oleh tim SAR.
Sementara itu, investigasi KNKT terus berlanjut untuk memastikan penyebab pasti dari insiden yang mengguncang jalur penyebrangan utama Jawa-Bali ini. (tim)