(Foto: humas/kab/bwi)
KabarBanyuwangi.co.id - Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Banyuwangi, 23-24 Agustus 2023. Di Banyuwangi, Jenderal Dudung mengunjungi Desa Patoman, Kecamatan Blimbingsari, yang dikenal sebagai Kampung Pancasila.
Di desa ini Jenderal Dudung mengapresiasi toleransi keberagaman masyarakatnya. Dia datang ke Kampung Pancasila didampingi Pangdam V Brawijaya Mayjen TNI Farid Makruf; Danrem 083/Baladhika Jaya Kol Inf Jamaludin; dan Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani.
Desa Patoman dikenal memiliki
toleransi yang sangat kuat. Meski berasal dari latar belakang agama dan suku
yang berbeda, namun masyarakat di desa ini tetap hidup rukun dan harmonis.
Mereka disambut dengan beragam penampilan lintas suku dan agama.
“Luar biasa. Di desa ini ada banyak
agama tapi bisa hidup rukun. Inilah cerminan sila-sila Pancasila dalam
kehidupan nyata,” kata Jenderal Dudung.
Desa Patoman dikenal dengan
keberagamannya. Desa tersebut dihuni oleh sekitar 5 ribu penduduk dengan berbagai
latar belakang yang berbeda.
Mereka berasal dari suku Osing,
Jawa, Madura, dan Bali. Agama mereka pun beragam meliputi Islam, Kristen,
Budha, dan Hindu. Meski dengan latar belakang yang berbeda-beda, warga hidup
berdampingan selama puluhan tahun.
Jenderal Dudung mengatakan,
keberagaman dan perbedaan menjadi indah jika dibalut dengan kesatuan dan
gotong-royong. Ia berharap, kerukunan yang ada di Kampung Pancasila Desa
Patoman menjadi contoh daerah-daerah lain di Indonesia.
Berada di Kampung Pancasila di
Banyuwangi, dia mengenang saat ia masih menjabat sebagai Pangdam Jaya tahun
2020-2021. Saat itu, ia mencanangkan penerapan Kampung Pancasila di wilayahnya.
"Ketika menjadi KSAD, saya
sosialisasikan ke seluruh jajaran di wilayah harus ada Kampung Pancasila,"
katanya.
"Republik ini diperjuangkan
dan merdeka karena oleh banyak agama, suku, dan golongan, bukan hasil satu
gilongan saja. Pondasinya negara kita kebhinnekaan, tiangnya persatuan, atapnya
NKRI. Ini yang bkin negara kita kokoh," ujar KSAD.
Sementara Bupati Ipuk menjelaskan,
Kampung Pancasila adalah desa yang heterogen. Walaupun dihuni oleh warga dari
berbagai latar belakang berbeda, masyarakat hidup tenang, damai, dan kondusif.
"Secara alami, seluruh warga
hidup bersama-sama baik dari hal keagamaan, sosial, dan budaya," katanya.
Warga, kata dia, juga saling
membantu saat acara satu keagamaan digelar. Ia mencontohkan, saat warga muslim
merayakan Idul Fitri dan menggelar pengajian, umat Hindu turut menjaga keamanan
di desa.
Ia mengatakan, apa yang dilakukan
oleh warga Desa Patoman merupakan cerminan dari pelaksanaan sila-sila dalam
Pancasila.
Selain mengagumi toleransi
masyarakat Banyuwangi, Jenderal Dudung juga mengapresiasi pesatnya pembangunan
Banyuwangi sejak 13 tahun terakhir. "Banyuwangi luar biasa pesat
pembangunannya. Saya terus monitor perkembangannya," katanya.
Menurut dia ini bukan pertama kali
datang ke Banyuwangi. Sebelumnya dia juga pernah ke Banyuwangi saat masih
berpangkat Brigadir Jenderal. Dia melihat banyak perkembangan pesat, terutama
penerapan digitalisasi di berbagai sektor.
"Saya sudah melihat sendiri
pesatnya perkembangan Banyuwangi. Bagaimana digitalisasi diterapkan dalam
berbagai sektor," tambah KSAD.
Dia bercerita juga pernah
mengunjungi Mal Pelayanan Publik (MPP) Banyuwangi yang merupakan MPP pertama di
Indonesia itu. Dia juga mengapresiasi upaya Pemkab Banyuwangi dalam
mengentaskan kemiskinan.
Untuk diketahui, berdasarkan data BPS, kenaikan kemisknan di Banyuwangi selama masa pandemi 2020-2021 hanya 0,01 persen, merupakan kenaikan kemiskinan terendah di Jatim. Per 2022, angka kemiskinan Banyuwangi 7,5 persen; ini merupakan yang terendah dalam sejarah Banyuwangi sejak Indonesia merdeka. (humas/kab/bwi)